SEMARANG, suaramerdeka.com - Untuk membangkitkan kembali Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), yang terpenting adalah menjaga supply dan demand mereka. Hal tersebut diutarakan oleh Kepala Badan Pusat Statistik Jateng Sentot Bangun Widoyono, dalam Forum Group Discussion "Mencari Terobosan Kreatif UMKM dan IKM pada Masa Pandemi" melalui aplikasi Zoom yang digelar Suara Merdeka, di Semarang, Jumat (15/5).
Sentot sudah memetakan dampak Covid-19 terhadap UMKM, setidaknya ada tiga hal yang membuat UMKM lesu dalam pandemi virus Corona. Pertama, demand atau permintaan yang berkurang karena adanya pembatasan-pembatasan.
"Kedua, supply atau pasokan. Dua sisi, yang pertama, UMKM yang menggunakan produk impor sebagai bahan baku tersendat karena negara pengimpor juga terkena pandemi Covid-19 dan kedua, adanya pembatasan pergerakan manusia maka pergerakan distribusinya terganggu," kata Sentot.
Ketiga, secara finansial UMKM juga terganggu di mana ini wilayah teman-teman OJK. Terakhir, masalah uncertaintly atau ketidakpastian di mana pelonggaran selalu menjadi polemik.
"Perlu diketahui semua pihak, kapan Covid-19 berakhir dan agar masyarakat bisa beraktifitas kembali untuk mengembalikan supply dan demand," tambahnya.
Non pertanian, UMKM ini merupakan yang terbesar dari sektor informal di mana ada 99 persen. Sedangkan untuk sektor pertanian, juga cukup besar, di mana dari 48 juta pekerja ada 44 juta pekerja informalnya.