Pemkot Semarang melakukan peluncuran pusat kuliner di Jalan Depok, Semarang Tengah, Jumat (24/1). Pusat kuliner ini buka setiap Jumat dan Sabtu pada pukul 18.00-01.00. Ini merupakan upaya Pemkot, dalam rangka membuat Kota Semarang semakin bergairah dan meriah, terutama di saat-saat malam hari. Hanya saja, pedagang diingatkan untuk tidak menaikkan harga secara tidak rasional. Khususnya saat telah dikenal masyarakat banyak.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan, wisata kuliner untuk kali ini diikuti 72 tenant. Sebanyak 32 tenant, merupakan binaan Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang. Diharapkan, keberadaan pusat kuliner ini bisa dijaga, baik kualitas, rasa, maupun harganya. Disampaikannya, seringkali kegagalan wisata kuliner terjadi karena saat telah dikenal masyarakat luas, pedagangnya berperilaku "mremo".
Hendi mengungkapkan, wisata kuliner di Jalan Depok ini merupakan wisata yang sehat atau bebas dari hal-hal berbau negatif. Penyebabnya, selama ini wisata malam sering dikonotasikan dengan hal-hal yang negatif. Tentunya akan berbeda saat berwisata di Jalan Depok ini.
Pemkot Semarang, melalui pusat kuliner berkeinginan untuk menggerakkan perekonomian di Kota Atlas. Menurutnya, karena Kota Semarang memang tidak mempunyai Pasir Putih seperti di Bali ataupun Laut Biru seperti di Raja Ampat.
Namun, pihaknya berkeyakinan bisa membuat Kota Semarang lebih hebat melalui kekompakan masyarakatnya yang mau bergerak bersama. Agar pusat kuliner mampu meningkatkan kedatangan wisatawan. Membuat pendapatan dari sektor pariwisata semakin naik, sehingga pembangunan di Kota Semarang semakin masif.
Acara peluncuran itu dihadiri Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki, Kasdam IV/Diponegoro Teguh Muji Angkasa, Wakil Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu, jajaran Forkopimda Kota Semarang, dan tamu undangan lainnya.
Sementara itu, Teten Masduki menyampaikan, keberadaan kuliner lokal akan mampu mendorong pertumbuhan UMKM, yang selama ini diketahui lebih banyak bergerak di bidang tersebut. Disebutnya, Kementerian Koperasi dan UMKM memang tengah mendorong masyarakat agar mengonsumsi produk-produk lokal.
Selama ini, kuliner lokal tidak kalah dengan produk-produk luar. Ini penting karena memang sudah saatnya masyarakat di Indonesia memperkuat produk-produk lokal. Keberadaan pusat kuliner ini tentunya akan mendorong agar UMKM kuliner mampu berkembang dengan baik.
Selain pusat kuliner, Teten Masduki menyebut jika pelaku UMKM perlu dukungan dalam pembiayaan modal, pengemasan, hingga pemasaran produk-produknya. Apalagi, banyak investor asing yang berkeinginan untuk berinvestasi pada bidang kuliner. Sebagai contoh, telah ada warung kopi yang mendapatkan investasi puluhan juta dollar dari investor asing.
Hal itu karena bisnis memiliki model untuk dapat berkembang. Jadi, hal tersebut harus dilakukan. Seperti produk-produk asing yang kemudian direplikasi, sehingga berkembang di mana-mana. Membuat orang yang hendak berinvestasi pasti memperoleh keuntungan. Hal ini juga harus bisa diterapkan di bidang kuliner.
Muhammad Arif Prayoga, Ignatius Aldo, Ariel Bhisma