PAGI menjelang ujung, menuju siang, saat kami tiba di antara perbukitan di kawasan timur Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Jentik-jentik dingin seperti langsung menempel. Beruntung, hamparan bentang alam membuat semuanya mendadak terlupakan karena mengemas sebagai sambutan penuh kehangatan.
Di seberang itu, Gunung Tangkuban Parahu kokoh dalam rebahnya. Bedanya, kami melihatnya dari sisi yang relatif baru. Selama ini, gunung itu lebih sering dipandang dari kawasan Kota Bandung sehingga lebih tergambar bentuknya sebagai perahu yang terbalik.
Di titik baru itu, kesan tradisionalnya memang masih terasa, hanya saja ada bonus yang sayang untuk dilewatkan. Lekukan Kawah Ratu, kawah utama Tangkuban Parahu yang terpantau jelas. Dindingnya yang memagar sekilas terlihat. Tapi yang paling membedakan adalah hembusan asap putih dari kawahnya gunung yang belum lama ini berstatus Waspada. Tipis. Sempat agak tebal tapi itu tak sering. Kami ibarat di gardu pandang.
Bedanya, kami menyaksikannya bisa di bangku-bangku, saung, hingga ayunan termasuk di rentang hammock. Rindangnya pepohonan, terutama pohon pinus, membuat suasana yang terbangun begitu asri. Menjadikannya susah untuk "ngapa-ngapain", pinginnya leyeh-leyeh. Berdiam diri dalam bersantai, menghabiskan waktu untuk berleha-leha, penuh manja. Apalagi ada segelas jus mulberry yang siap diseruput.
Tak hanya gunung api, pandangan bisa diarahkan ke segala sudut yang ndilalah membuat mood menjadi segar, tenang, dan kalem. Bentang antara Lembang dan Tangkuban Parahu terjejer luas. Bukit-bukit melilit permukiman yang bersusunan di antara kebun-kebun yang menggurat badannya. Pandang yang tak bikin bosan sepanjang digerayangi dari kanan ke kiri dan sebaliknya.
Mendadak ingatan melayang akan perjalanan terjal, menunggangi Landy jadul lewat paket fun offroad menapaki punggung Tangkuban Parahu. Memang treknya tak akan terlihat. Hanya saja, hamparan kerapatan pepohonan yang dilalui jelas terlihat, begitu asri dan tak pernah membayangkan bahwa kita pernah "memijiti"-nya melalui jalanan yang kasar.