suaramerdeka.com - Bukankah sudah sejak beberapa tahun lalu teknologi pertelevisian sudah serba digital? Lalu, mengapa baru dikatakan sekarang sejarah televisi digital baru saja dimulai?
Kerancuan seperti ini bukanlah suatu hal yang aneh. Pengertian digital tidak bisa dilihat hanya dari bentuk luarnya.
Apalagi mengingat perangkat TV jenis baru, baik yang menggunakan layar plasma maupun LCD, pasti sudah sarat dengan sirkuit elektronik digital.
Baca Juga: Set Top Box Murmer Berkualitas, Ini Dia 4 Rekomendasi STB 100 Ribuan yang Mulai Langka
Sudah sejak tiga tahun lalu orang bisa menonton tayangan TV melalui telepon seluler yang harganya relatif tidak mahal.
Padahal, semua orang tahu, telepon seluler sudah beroperasi secara digital. Apakah ini juga bisa disebut perangkat digital? Tentu tidak.
Perangkat itu tidak serta-merta bisa disebut TV atau telepon seluler TV digital. Sebab, pada dasarnya, pesawat TV baru yang bahkan bisa membuka berkas digital yang terdapat pada kartu memori atau USB masih menangkap siaran TV secara analog.
Baca Juga: Duh, Harga Telur dan Minyak Goreng Picu Inflasi November di Jateng 0,15 Persen
Migrasi teknologi analog ke digital ini tidak hanya sekadar mengikuti perkembangan baru, tetapi lebih pada upaya efisien- si penggunaan pita frekuensi (bandwidth).
Sejarah pertelevisian digital di Indonesia memang baru dimulai secara utuh, terutama sejak peluncuran pesawat TV digital yang pertama pada 9 Juni lalu.
Artikel Terkait
Rekomendasi Set Top Box Terbaik Harga Murah, Dijamin JOS, Piala Dunia Nyaman...
Gas Ketik NIK Aja di Web Resmi Ini, Langsung Bawa Pulang Set Top Box Gratis Tanpa Syarat
Set Top Box Murmer Berkualitas, Ini Dia 4 Rekomendasi STB 100 Ribuan yang Mulai Langka
Buat Apa beli Set Top Box? Televisi belum Support TV Digital Bisa Menerima Siaran TV Digital? Ini Rahasianya