JAKARTA, suaramerdeka.com - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) kembali dibatalkan menyusul tingginya angka kasus Covid-19 di Indonesia. Menyikapi situasi tersebut, startup Zenius dan quipper menyiapkan teknologi dan fitur baru untuk menyajikan layanan pendidikan yang lebih baik.
"Hal tersebut mendorong kami untuk mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam pembelajaran," katanya, seperti dikutip dari Katadata.co.id, Kamis (8/7).
Zenius menerapkan teknologi untuk membantu siswa belajar pada fitur baru di platform, ZenCore. Siswa bisa memanfaatkannya untuk melakukan pembelajaran dengan pendekatan adaptive learning.
Baca Juga: Ini yang Terjadi, Setelah Lahan Tambang SIG di Tuban Direklamasi
ZenCore memungkinkan setiap orang, terlepas dari umur, jenjang pendidikan, jurusan, atau bidang kerja meningkatkan keterampilan mereka. Itu meliputi bidang fundamental, seperti matematika, logika verbal, dan Bahasa Inggris.
Fitur bakal menjadi tempat latihan siswa dengan ratusan ribu pertanyaan dari tiga cabang konsentrasi utama yang terdapat di bidang fundamental. Teknologi AI akan menyesuaikan tingkatan pemahaman masing-masing siswa.
Selanjutnya, fitur juga menyediakan video konsep yang menurutnya mudah dipahami. Perusahaan juga memasang konsep gamifikasi pada fitur ini.
"Kami harap fitur terbaru ini bisa membantu siswa untuk belajar dengan cara yang menyenangkan, sehingga bisa lebih memotivasi mereka untuk belajar," kata Sabda.
Baca Juga: Bendera Merah Putih Tandai 44 Warga Isolasi Mandiri di Desa Jerukagung, Ini Filosofinya
Teknologi AI juga dipasang pada fitur ZenBot. Teknologi itu dapat membantu siswa mengambil foto soal yang mereka punya. Lalu sistem akan memberikan beberapa penjelasan dalam bentuk video atau tulisan yang memperlihatkan penjelasan konsep dan solusi dari soal tersebut.
Sementara, quipper mengaku sudah menyiapkan berbagai layanan untuk membantu pembelajaran siswa secara online. "Kami sudah menyediakan quipper School Premium (QSP)," kata Business Strategy and Growth Senior Manager quipper Indonesia Ruth Ayu Hapsari.
Layanan tersebut menyediakan Learning Management System (LMS) yang menawarkan sistem pembelajaran terintegrasi lewat berbagai konten. Sehingga, tenaga pengajar bisa membuat konten, seperti soal-soal dan perencanaan pembelajaran.
Ada juga layanan kelas virtual dan pengiriman materi, tugas serta ujian online. Selanjutnya, ada sistem penilaian otomatis yang bisa membantu guru memperoleh hasil evaluasi belajar siswa melalui laporan statistik.
Artikel Terkait
Startup Haruslah Berdampak Sosial
Pembelajaran Daring Bawa Dampak Positif, Startup Pendidikan Ini Diminati Investor
Ini Tiga Startup Terbaik Jawa Tengah