Jepara, Babel dan Kalbar Cocok untuk PLTN

- Minggu, 6 Juni 2021 | 06:12 WIB
Djarot S Wisnubroto saat menyampaikan gagasan mengenai PLTN.(suaramerdeka.com/Agung PW) (Agung PW)
Djarot S Wisnubroto saat menyampaikan gagasan mengenai PLTN.(suaramerdeka.com/Agung PW) (Agung PW)

YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Tiga daerah yang pernah dan sedang dalam studi kelayakan yakni Jepara, Bangka Belitung dan Kalimantan Barat cocok untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Ketiganya memenuhi sejumlah persyaratan antara lain minim risiko gempa dan tsunami.

Peneliti Senior Badan Tenaga Nuklir Nasional-Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, Prof Djarot S Wisnubroto mengungkapkan hal itu di sela-sela kegiatan Konferensi Internasional High Temperature Reactor Technology 2021 yang berlangsung secara virtual, kemarin.

Baca Juga: iPad Pro 2022 akan Hadir dengan Pengisian Daya Nirkabel

Indonesia menjadi tuan rumah kegiatan yang semula dijadwalkan tahun 2020 lalu.

''Tiga daerah tersebut masih layak untuk PLTN karena memang risiko bencana gempa dan tsunami kecil, masih bisa dikembangkan. Kendati demikian tergantung pemerintah dalam hal ini Presiden yang menentukan,'' papar Djarot.

Menurutnya tenaga nuklir paling aman karena sangat minimal polusi dibandingkan dengan tenaga lainnya seperti yang menggunakan bahan bakar minyak bumi.

Baca Juga: Memilih Game Online untuk Anak, Ini Tipsnya untuk Atasi Kecanduan

Terlebih, kemajuan teknologi reaktor nuklir dapat menjadi salah satu opsi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim sekaligus mengatasi kebutuhan energi, dengan tetap mengoptimalkan aspek keamanan dan keselamatan.

Kembangkan Teknologi

Ia menjelaskan menyampaikan konferensi yang membahas reaktor nuklir merupakan kesempatan bagi para pakar dan ilmuwan lintas negara untuk saling berinteraksi mengembangkan teknologi reaktor sekaligus memecahkan tantangan yang dihadapi.

Tahun ini Indonesia mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan konferensi secara inovatif menggunakan fasilitas virtual, walaupun menghadapi situasi pandemi Covid-19.

''Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim mengapresiasi konferensi dan mengatakan Batan telah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dan engineering companies dalam mendesain Reaktor Daya Eksperimental (RDE) yang dapat mengaplikasikan teknologi High Temperature Reactor Generasi ke-4. Walaupun menghadapi beragam tantangan, namun kemajuan yang dicapai RDE telah membuktikan bahwa Indonesia memiliki kemampuan dan kesempatan dalam membangun reaktor nuklir,'' ujar Djarot mengutip pernyataan Nadiem.

Konferensi Internasional High Temperature Reactor Technology merupakan satu-satunya pertemuan internasional yang berfokus pada teknologi reaktor temperatur tinggi berpendingin gas, yaitu reaktor dengan generasi yang lebih maju.

Pertemuan dua tahunan  sebelumnya telah diselenggarakan di Belanda (2002), Tiongkok (2004 dan 2014), Afrika Selatan (2006), Amerika Serikat (2008 dan 2016), Republik Ceko (2010), Jepang (2012), dan Polandia (2018).

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Rektor USM Buka Penyelenggaraan Kontes Robot

Senin, 29 Mei 2023 | 18:19 WIB
X