suaramerdeka.com - Pasti kita sudah tidak asing dengan game online seperti PUBG, Dota, Legue of Legend dan Mobile Legend.
Beberapa tahun terakhir game online sangat digandrungi oleh banyak orang.
Hingga akhirnya permainan tersebut dijadikan sebagai ajang pertandingan yang lebih kompetitif.
Baca Juga: Sobokartti Jadi Saksi Penyandang Disabilitas dan Milenial Berlatih Membatik
Pada tahun 2018 lalu, kita bisa melihat eSports dipertandingkan dalam Asian Games sebagai salah satu cabang olahraga.
Ini adalah kali pertamanya gamers dapat ikut bertanding sebagai atlet eSports.
Lalu, mengapa eSports merupakan olahraga?
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa eSports adalah electronic sport atau olahraga elektronik yang merupakan bidang olahraga yang menggunakan game sebagai alat permainan.
Baca Juga: Vaksin Pfizer Didistribusikan ke Tujuh Provinsi, Berikut Daftarnya
Sama halnya dengan bidang olahraga lain, eSports juga menggunakan strategi dan taktik untuk mencapai kemenangan.
Selain itu, ternyata olahraga ini juga membutuhkan pelatih, loh.
Tidak berbeda dengan cabang olahraga lainnya, eSports juga membutuhkan pelatih untuk melatih tim eSports baik secara skill maupun secara mental agar dapat tampil sempurna di pertandingan.
Seorang atlet eSports ternyata saat bermain strategi menghasilkan denyut nadi sampai dengan 160-180 denyutan per menit.
Baca Juga: MotoGP AS 2021: Bagnaia Start Terdepan Usai Tercepat di Kualifikasi
Hal ini setara dengan para atlet marathon, loh. Wah tidak disangka-sangka, ya?
Hal yang menarik selanjutnya adalah bahwa kecepatan dan kelincahan tangan saat memainkan keyboard dan mouse secara bersamaan menghasilkan 400 gerakan pada setiap menitnya.