Libur dan cuti bersama tahun ini tak sama dengan waktu-waktu sebelumnya. Tak seperti biasanya, cuti bersama menuai polemik. Pemerintah dianggap bimbang, sementara dunia usaha mengeluhkan liburan yang panjang.
NIAT dan keputusan sementara pemerintah menambah cuti bersama terkait Idul Fitri ternyata tak sepenuhnya diterima. Pelaku industri dan beberapa pemangku kebijakan lainnya khawatir, libur yang panjang akan merugikan, dunia usaha, industri, dan masyarakat itu sendiri.
Libur yang panjang, membuat distribusi logistik akan terhambat, sehingga mengganggu operasional industri, dan berpotensi mendorong peningkatan harga bahan kebutuhan masyarakat. Bukan hanya itu, libur yang panjang dinilai memiliki dampak berantai.
Berdasarkan, keputusan bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, tanggal 22 September 2017, mulanya cuti bersama jatuh pada tanggal 13-14 dan 18-19 Juni atau selama empat hari.
Ditambah libur bersama Idul Fitri tanggal 15-16 Juni dan tanggal 17 Juni yang jatuh hari Ahad, libur Lebaran tahun ini total mencapai delapan hari.
Namun keputusan tersebut direvisi tanggal 18 April lalu. Masa cuti bersama ditambah menjadi tujuh hari tanggal 11-14 Juni dan 18-20 Juni. Ditambah libur Idul Fitri dan dua Ahad, masa libur total akan mencapai 11 hari.
Masa libur yang dianggap panjang. Sehingga setelah menerima masukan banyak pihak termasuk dunia usaha, rencananya Senin (7/5) hari ini, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani, berencana mengumumkan revisi kembali.
Menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio, sebaiknya pemerintah menghindari berbagai faktor yang menyebabkan ketidakpastian. Libur dan cuti bersama hampir selama dua minggu dianggap sebagai intervensi pasar yang menyebabkan ketidakpastian.
Karena itu ia meminta pemerintah untuk mempertimbangkan ulang kebijakan libur tersebut. ”Tolong perhatikan pasar, kalau bisa bursa jangan sampai masuk Guinnes Book World of Record dengan dua minggu tutup,” ujarnya.