Karena itu warga kaget saat tim Densus menangkap yang bersangkutan seusai shalat Isya pada Minggu (17/11) malam. Imam sendiri bersama keluarganya menempati rumah kontrakan milik kakak Ahmad Sutrisna sejak 1 tahun lalu. Rumah kakaknya itu kosong karena pemilik sudah meninggal dunia.
”Katanya biaya sewanya Rp satu juta pertahun.” Sejak Imam ditangkap Densus, pihak keluarga membawa istri dan keempatnya tinggal di daerah Tawangsari, Sukoharjo. Sutrasna, warga lainnya mengaku tak menyangka tetangga sebelah rumahnya ditangkap Densus 88. Sebab selama ini Imam dikenal baik dan ramah dengan tetangga.
”Baik sekali orangnya. Ramah. Tidak aneh-aneh. Jadi kaget waktu ditangkap terus rumahnya digeledah ada pak polisi dan tentara,” katanya. Di Solo, korps berlogo Burung Hantu ini menangkap tiga orang terduga teroris, Senin (18/11). Tiga terduga teroris yang ditangkap diantaranya berinisial J yang merupakan warga Sidodadi RT 5 RW 1, Pajang, Laweyan.
Kemudian F yang merupakan warga Kauman RT 03 RW05, Pasar Kliwon dan seorang warga Nayu Timur RT 04 RW18, Nusukan, Banjarsari berinisial J. Setelah melakukan penangkapan ketiga terduga, Densus juga melakukan penggeledahan di tempat ketiganya di Pajang, Nusukan dan Kauman. Dari tiga lokasi tersebut Densus tidak menemukan adanya barang berbahaya seperti bahan peledak dan lainnya.
Melainkan hanya membawa laptop, telepon genggam, buku dan sejumlah dokumen. Ketua RW 1 Pajang, Danang Prawironoto mengatakan, penangkapan terhadap salah satu warganya dilakukan pagi hari. Menurut informasi yang didapatkannya, penangkapan dilakukan saat subuh. ”Informasinya ustaz J ini ditangkap saat hendak berangkat ke masjid untuk salat subuh.
Saya tidak menyangka ustaz J ditangkap oleh Densus. Selama ini tidak ada hal aneh, orangnya baik termasuk dalam bersosialisasi juga baik,” ucapnya. Danang menambahkan, J diketahui sebagai seorang penceramah.
Dia sudah sering memberikan ceramah ke beberapa masjid, bahkan di masjid di kampungnya J juga sering mengadakan kajian. ”Kajiannya setiap Selasa, kajiannya sama. Wong saya juga jamaahnya. Tadi yang dibawa pas penggeledahan buku dan laptop. Lebih kurang enam buku,” urainya. Sementara itu, Ketua RT04, Bambang Sujono membenarkan bahwa salah satu warganya juga ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Akan tetapi, dirinya tidak mengetahui secara pasti kapan penangkapan dilakukan. ”Tadi saya cuma diminta untuk menyaksikan penggeledahan. Yang ditemukan tadi handphone dan buku. Tidak ada bahan peledak,” ucapnya. Terpisah, Kapolresta Surakarta, AKBP Andy Rifai membenarkan adanya penangkapan terduga teroris di Solo.
Dirinya juga sudah dihubungi dari Densus untuk membackup dan menerjunkan tim Inafis. ”Kami diminta untuk menerjunkan tim Inafis dalam membantu penggeledahan. Setidaknya ada tiga tempat yang digeledah. Diantaranya di Pajang, Nusukan dan di Kauman. Yang diamankan diantaranya laptop, handphone, buku dan dokumen,” tegas Kapolresta.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, penangkapan 46 tersangka dilakukan di Sumatera Utara, Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Kalimantan Timur. ”Upaya penegakan hukum yang dilakukan Densus 88 dan jajaran Polda sudah mengamankan atau menetapkan tersangka sejumlah 46 orang, seluruhnya ya,” kata Dedi di Mabes Polri, Senin (18/11).
Dari 46 orang itu, kata dia, 23 orang di antaranya ditangkap di wilayah Sumatera Utara dan Aceh. Mereka merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Medan dengan amirnya yang berinisial Y. Kemudian, empat orang ditangkap di Banten, tiga orang ditangkap di Jakarta, sembilan orang di Jawa Tengah, enam orang di Jawa Barat, serta satu orang ditangkap di Kalimantan Timur. Dedi menyebut jaringannya masih didalami oleh Densus 88.