SEMARANG, suaramerdeka.com - Ada yang berbeda dengan sosialisasi sistem pembayaran dari Bank Indonesia kali ini. Berbagai info tentang sistem Pembayaran disampaikan dengan balutan kesenian wayang orang yang jenaka dan menawan dengan lakon “Jumenengan Jaka Tingkir”, Jumat (8/3).
Pergelaran yang diselenggarakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah ini menceritakan kisah hidup Jaka Tingkir yang diangkat menjadi Adipati Pajang dengan gelar Adipati Adiwija.
Menariknya, orang nomor satu Jawa Tengah yaitu Gubernur Ganjar Pranowo ikut bagian memeriahkan Kethoprak dengan berperan sebagai Ki Ageng Pengging (Ki Kebo Kenanga), Ganjar tampak luwes dengan perannya dan mampu menghibur serta memukau penonton.
Tak hanya Ganjar, para pejabat pemerintah provinsi ikut ambil peran dalam Kethorak ini antara lain Sekda Prov Jateng Sri Puryono sebagai Sultan Trenggana, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo sebagai Jaka Tingkir, hingga Ditreskrimsus Polda Jawa Tengah Iptu Agus Priyo sebagai Sultan Kalijaga.
Joke-joke segar dilontarkan Gubernur Ganjar Pranowo. Seperti saat dia berdialog dengan Kepala Perwakilan BI Hamid Ponco yang memerankan Joko Tingkir. Ki Kebo Kenanga sebagai ayah Mas Karebet atau Joko Tingkir memberikan tips agar kehidupan lebih baik.
“Nek awakmu pengen mulya, aja suwi-suwi ning Desa Butuh iki. Lunga menyang Demak Bintoro. Rejekine akeh ning kana. Padha karo saiki, ning Semarang mung dadi kepala perwakilan. Ora maju-maju, mundhak pangkat. Ning Jakarta bisa dadi Gubernur Bank Indonesia. Ning kene ketemune karo aku, urusane inflasi,” ujarnya.
Di sela pentas, diselipi dialog lakon jenaka tentang Kebijakan BI di bidang sistem pembayaran selerti Clean Money Policy yaitu semua uang yang beredar di masyarakat harus layak edar (clean money). Ajakan menjaga dan merawat rupiah dengan baik melalui metode 5 Jangan, yakni Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, dan Jangan Dibasahi, hingga pengenalan E-money dikemas secara menarik.
Dibantu seniman wayang orang Ngesti Pandawa, mereka juga memberikan pesan kepada masyarakat, jika memiliki uang yang “kumal,” bisa ditukar ke BI untuk mendapatkan uang yang baru.