SEMARANG, suaramerdeka.com - Penumpang kapal diimbau untuk menghindari praktik percaloan. Sebab tiket yang dibeli lewat calo besar kemungkinan berbeda dengan data manifes penumpang.
Demikian disampaikan Manajer PT Dharma Lautan Utama (DLU) Cabang Semarang, Herman Fajar, saat tampil dalam sebuah fragmen pada Sosialisasi Keselamatan Pelayaran di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Sabtu (15/12). Pihaknya meminta kepada calon penumpang untuk membeli tiket melalui agen resmi mau pun via online.
"tiket bisa dibeli di kantor cabang atau agen resmi. Bisa juga melalui aplikasi Android DLU Ferry. Di aplikasi ini, kita bisa membeli tiket tanpa antre dan harganya pun sesuai dengan harga resmi. Bahkan bisa mengetahui jadwal sampai dua bulan ke depan," tuturnya.
Sementara itu Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Emas Semarang Ahmad Wahid dalam kesempatan yang sama menyampaikan, keselamatan penumpang menjadi tanggung jawab seluruh pihak. Pihaknya juga menyinggung terkait jembatan timbang truk agar kenyamanan dan keselamatan pelayaran tetap terjaga.
"Jembatan timbang itu tujuannya untuk mengetahui berapa berat angkutan dan muatan secara keseluruhan, karena kaitannya dengan perhitungan stabilitas kapal. Sehingga berat semuanya berapa, bisa terdeteksi," tutur Ahmad.
Lebih lanjut ia mengatakan, penumpang kapal saat ini tidak perlu berebut tempat duduk karena di setiap boarding pass sudah dicantumkan nomor seat. Hal ini dibenarkan oleh salah seorang penumpang, Sriyamtini, yang hendak bertolak ke Kumai. Ia mengaku puas dengan pelayanan kapal DLU.
"Ini untuk kedua kalinya saya naik kapal DLU. Enak, nyaman, bersih. Toiletnya juga bersih. Ada hiburannya lho, dua kali, siang dan malam. Pokoknya memuaskan," ujar ibu asal Sragen ini.
Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Operasional DLU, Direktur Polair, serta perwakilan dari Pelni, Basarnas, dan Polsek. Acara ditutup dengan pembacaan Deklarasi Keselamatan Pelayaran.