Nyadran, Tradisi Kampung Kalipancur Semarang Menjaga Kearifan Lokal dan Persatuan Warga

Semarang, suaramerdeka.com -Ratusan warga kampung Kalipancur menggelar acara nyadran di makam kampung Kalipancur, Jalan Candi Penataran Raya, Kalipancur, Ngaliyan, Semarang.

Warga yang mengikuti acara nyadran itu terdiri dari RW 03, RW 05 Kelurahan Bambankerep dan RW 04 Kelurahan Kalipancur Kecamatan Ngaliyan, Semarang. 

Ratusan warga yang hadir dalam acara nyadran itu membawa aneka macam makanan dan jajan pasar.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Aglonema Lebat Mudah Bertunas, Jadi Bisnis Pembawa Rezeki

Mereka duduk bersila, melingkar berhadap hadapan di sekitar makam kampung Kalipancur dengan khusuk memanjatkan doa.

Berbagai tokoh agama dan tokoh masyarakat hadir di acara itu, seperti Lurah Bambankerep Agus Susilo, Sri Sudarsono, Zaini.

Kemudian Ustadz Umar Faruq, Kiai Jumarno, Pendeta Sahat Situmorang Babinsa Bambankerep Serma Heri Kismanto dan Bhabinkantibmas Bambankerep Aipda Khamdani, dan lainnya.

Baca Juga: Intip 13 Pohon yang Sengaja Dibuat Angker Demi Menjaga Kehidupan Manusia, Bikin Ngelus Dada

Acara nyadran tidak hanya diikuti warga kampung Kalipancur yang beragama Islam, tapi juga diikuti warga kampung Kalipancur yang beragama non muslim.

Salah satu tokoh masyarakat yang juga Ketua RW 3 Kelurahan Bambankerep H Sri Sudarsono mengatakan, acara nyadran sudah menjadi tradisi turun temurun di kampung Kalipancur, Ngaliyan, Semarang.

Sri Sudarsono mengatakan kampung Kalipancur terdiri dari warga RW 03, RW 05 Kelurahan Bambankerep dan warga RW 04 Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, Semarang.

Baca Juga: Intip Keistimewaan Weton Minggu Pahing, Watak dan Rezeki, 5 Februari 2023

"nyadran sudah menjadi tradisi warga di kampung Kalipancur yang dilaksanakan menjelang Ramadhan," kata Sri Sudarsono didampingi Ketua RW 04 Kelurahan Kalipancur, Zaini, Minggu 5 Februari 2023.

Salah satu yang menarik di acara nyadran ini, kata dia tidak membeda-bedakan agama apapun.