SEMARANG, suaramerdeka.com - Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpengaruh terhadap perusahaan farmasi, salah satunya PT Phapros Tbk yang berproduksi di Jl Simongan Semarang. Sebab lebih dari 95 % bahan baku yang digunakan masih impor.
"Ketergantungan bahan baku dari luar akan mempengaruhi PT Phapros juga 200 perusahaan farmasi lain," kata Direktur Utama PT Phapros Tbk, Barokah Sri Utami, di sela-sela acara peluncuran program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di RA/MI Al Amin, Semarang, Senin (17/9).
Germas diluncurkan di sekolah tersebut yang merupakan sekolah binaan kategori ring satu PT phapros Tbk, bekerja sama dengan puskesmas Ngemplak Simongan, Semarang Barat.
Lebih lanjut Barokah Sri Utami yang akrab disapa Emmy menjelaskan pengaruh dari fluktuatifnya rupiah tersebut adalah margin atau keuntungan menjadi berkurang. Sebab pihaknya tidak bisa menaikkan harga serta merta untuk menyesuaikan biaya produksi.
"Kami tentu mempertimbangkan daya beli dan kondisi ekonomi di masyarakat. Demikian juga harga obat untuk obat e-catalog kami tidak bisa seenaknya menaikan harga harus bicara dengan kementrian kesehatan dan LKPP," ujarnya.
Emmy memaparkan strategi yang dilakukan Phapros agar dampak fluktuasi nilai tukar ini tidak berpengaruh adalah dengan sebanyak mungkin melakukan ekspor. Tujuannya, agar defisitnya tidak terlalu jauh.
Sejauh ini pasar ekspor Phapros didominasi kawasan Asia Tenggara seperti Kamboja dan Filipina. Namun kontribusi pasar ekspor belum banyak masih dibawah satu persen dari omzet.
"Kami dorong terus supaya ekspor naik, namun untuk ekspor produk farmasi ini tidak seperti menjual produk komoditi, sebab untuk produk farmasi harus izin ke BPOM negara tujuan," imbuhnya.
Sementara itu, dalam Germas tersebut pihaknya melakukan sosialisasi budaya sarapan sehat dan olahraga. Selain itu penekanan akan pentingnya tablet tambah darah serta pencegahan balita pendek (stanting).
''Ada juga sesi penandatanganan komitmen orang tua siswa untuk disiplin menyediakan sarapan yang sehat bagi putra-putri mereka.''