SEMARANG,suaramerdeka.com - Acara tentang batik dan tenun benama ''Culturia'' digelar di Tentrem Mall lantai 1, sebelah Summer Palace, Jalan Gajah Mada 123 Semarang, Kamis-Sabtu (15-17/12/2022).
Masyarakat bisa menikmati pusat unggulan batik dan tenun Indonesia, seminar, dan pameran dalam satu lokasi dan acara.
''Ini adalah peluncuran pusat unggulan batik tenun Indonesia sebagai kelembagaan. Serta expo batik dan tenun hasil karya Dudi Batik dan Tenun penerima program MF Kedaireka tahun 2021 dan 2022,'' kata Ketua Tim MF Kedaireka Batik-Tenun, Arianti Ina Restiani Hunga.
Program Matching Fund (MF) Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka (Kedaireka) adalah platform yang disediakan, dikelola, dan dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
''Kami bertujuan mengedukasi publik tentang produk batik dan tenun sebagai kekayaan dan kearifan lokal di Indonesia yang harus dijaga dan dipertahankan,'' terangnya.
Adapun kegiatannya antara lain, Style with Influencer bersama @agensyi, @cindaranii, @cittavanessaa. Berisi pameran produk unggulan, karya kolaboratif eksploratif, batik, tenun, ecofashion.
Ada pula Trend Muslim 2023 bersama Ketua Indonesia Fashion Chamber Semarang, Ina Priyono dan influencer Evi Ninon. Peserta berinvestasi Rp50 ribu, sudah termasuk voucher belanja di pameran, dengan jumlah peserta terbatas. Digelar pada Jumat (16/12/2022) pukul 16.00-18.00.
Kemudian, Kreasi Perca bersama Ken Runtah Community yang merupakan komunitas perca di Semarang. Investasi sebesar Rp50 ribu sudah termasuk paket kelas voucher belanja di pameran.
Acaranya membuat pernak-pernik dengan kain perca batik pada Sabtu (17/12/2022) pukul 16.00-18.00.
Cerita Kebaya pada Sabtu (17/12) pukul 16.00 bersama Maya Dewi dari Komunitas Diajeng Semarang. Akan ada talkshow, fashion, dan doorprize.
Ina menjelaskan, batik dan tenun merupakan produk berbasis nilai lokal dan identitas bangsa Indonesia, industri kreatif dan unggulan Indonesia. Industri ini sangat terdampak karena Pandemi Covid-19.
''Asosiasi Pengrajin dan Pengusaha Batik Indonesia, merilis jumlah pengrajin yang masih bisa berproduksi tinggal 25% yaitu 32.895 pengrajin dari total 151.565 pengrajin saat Pandemi Covid-19. Untuk itu, pelaku usaha batik dan tenun membutuhkan solusi berbasis inovasi dalam new normal saat ini,'' ujarnya. ***
Artikel Terkait
Update Terbaru! Harga Emas di Pegadaian 23 November 2022: Antam dan Batik Turun, UBS-Retro Naik
Update Terbaru! Harga Emas di Pegadaian 24 November 2022: Antam dan Batik Naik, UBS-Retro Turun
Update Terbaru! Harga Emas di Pegadaian 25 November 2022: Kompak! Antam, UBS, Retro, dan Batik Naik
Jelang Pernikahan, Kaesang Pangarep Bakal Pakai Celana Batik Motif Cinde, Tersirat Pesan Bermakna
Update Terbaru! Harga Emas di Pegadaian 30 November 2022: Antam, UBS, Retro Turun, Batik Stabil
Makin Mengglobal, Pemain NBA Justin Holiday Bangga Kenakan Batik Indonesia
Para Atlet Badminton Indonesia Kenakan Paduan Batik di Gala Dinner BWF World Tour Finals 2022
Batik Parang Tidak Cocok Digunakan dalam Resepsi Pernikahan, Mengapa? Ini Penjelasannya
Mengenal Jenis Batik Parang Lereng Yang Tak Diizinkan Panitia Pernikahan Kaesang & Erna
Metaverse Batik Lasem Diluncurkan, Bisa Melihat Showroom 3D untuk Memamerkan Produk