IIDI Fokuskan Percepatan Penurunan Stunting

- Minggu, 11 Desember 2022 | 12:12 WIB
IIDI Cabang Kota Semarang bersama stakeholder yang ada, melakukan sosialisasi dan kampanye terkait pencegahan stunting dan perilaku hidup sehat pada kegiatan memperingati HUT ke-68 IIDI di lapangan Tri Lomba Juang, Minggu 11 Desember 2022. (suaramerdeka.com/Eko Fataip)
IIDI Cabang Kota Semarang bersama stakeholder yang ada, melakukan sosialisasi dan kampanye terkait pencegahan stunting dan perilaku hidup sehat pada kegiatan memperingati HUT ke-68 IIDI di lapangan Tri Lomba Juang, Minggu 11 Desember 2022. (suaramerdeka.com/Eko Fataip)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Cabang Kota Semarang fokus membantu pemerintah dalam upaya percepatan penurunan stunting. Komitmen tersebut sebagaimana program dasar IIDI yang salah satunya fokus pada kegiatan sosial dan kesehatan masyarakat.

Ketua IIDI Cabang Kota Semarang, Dra Tini Mardiana menyatakan, upaya percepatan ini perlu dukungan dan kerja sama lintas sektor, termasuk peran serta masyarakat. Karena itu, pihaknya secara berkelanjutan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait langkah pencegahannya.

"Kami mengajak semua lapisan masyarakat dan pihak manapun untuk bersinergi dalam upaya penurunan stunting," kata Mardiana disela kegiatan memperingati HUT ke-68 IIDI di lapangan Tri Lomba Juang, Kota Semarang, Minggu 11 Desember 2022.

Baca Juga: Peringati Hari Olahraga Nasional, IIDI Beri Edukasi Kesehatan ke Masyarakat

Adapun kegiatan tersebut juga serentak dilakukan secara bersamaan oleh IIDI Cabang seluruh Indonesia. Acara dimeriahkan dengan kegiatan sosial seperti donor darah, pembagian makanan dan minuman bergizi, hingga olahraga bersama.

Isu stunting memang menjadi perhatian pemerintah pusat saat ini. Presiden memberikan arahan agar pemerintah daerah dan semua sektor terkait untuk berupaya mempercepat penurunan stunting hingga 2024 mendatang.

Berdasar data BKKBN, angka stunting di Jateng berada di bawah angka nasional yakni 20,9 persen. Angka itu ditargetkan turun menjadi 14 persen pada 2023 atau setahun lebih cepat dari yang ditargetkan secara nasional.

Baca Juga: IIDI Prioritaskan Penanganan Stunting, Siap Sinergi dengan Pemkot

Secara nasional, prevalensi stunting Tahun 2018 berdasarkan data Riskesdas 30,8 persen. Kemudian pada tahun berikutnya menurun menjadi 27,6 persen menurut data Integrasi SSGBI dan Susenas Tahun 2019.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Kota Semarang, dr Sigid Kirana Lintang Bhima SpFM (K) mengemukakan, upaya penurunan stunting memerlukan dukungan semua pihak, tidak saja dari pemerintah semata. Organisasi sosial dan kesehatan sangat dibutuhkan perannya untuk bersama-sama menekan prevalensi stunting.

Untuk diketahui, stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak, meliputi tinggi badan anak, baik lebih rendah atau pendek dari standar usianya. Kondisi itu dimungkinkan terjadi ketika anak tidak mendapatkan asupan gizi secara maksimal.

Baca Juga: Pilih Ketua Baru, IIDI Fokus Program Sosial dan Kesehatan Masyarakat

Beberapa faktor yang menjadi sebab terjadinya stunting diantaranya praktik pola asuh yang tidak baik, minimnya asupan makanan/gizi terhadap anak, terbatasnya layanan kesehatan hingga minimnya akses air bersih.

Editor: Eko Fataip

Tags

Artikel Terkait

Terkini

17 Tahun Berkiprah, Ini Capaian FEB Unnes

Selasa, 6 Juni 2023 | 14:44 WIB
X