Kampanyekan Berbusana Kebaya, PBI Deklarasi di Kota Semarang

- Senin, 28 November 2022 | 11:10 WIB
Ratusan anggota Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Cabang Kota Semarang menari bersama usai deklarasi dan pelantikan pengurus di Grand Maerakaca, Kompleks PRPP Jateng, Semarang. (foto: dok PBI)
Ratusan anggota Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Cabang Kota Semarang menari bersama usai deklarasi dan pelantikan pengurus di Grand Maerakaca, Kompleks PRPP Jateng, Semarang. (foto: dok PBI)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Bertempat di taman wisata Grand Maerakaca, Kompleks PRPP Jateng, Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI) Cabang Indonesia dideklarasikan pada Minggu, 27 November 2022.

Pengurus Cabang Kota Semarang dilantik dan dikukuhkan oleh Ketua Umum PBI Rahmi Hidayati.

Adapun Ketua PBI Cabang Kota Semarang yakni Titah Listyorini.

Kota Semarang menjadi cabang ke 12 di Indonesia setelah terbentuknya PBI.

Baca Juga: Mengapa TV Analog belum Bisa Menerima Siaran TV Digital? Padahal Sudah Dipasang Set Top Box, Cek Lagi

"Perempuan Berkebaya Indonesia juga ada cabang di 10 negara Eropa, seperti di Swis, Belanda, Jerman, dan Inggris," kata Rahmi usai acara.

Dijelaskan, dalam tiap kegiatan, pengurus dan anggota PBI musti mengenakan busana kebaya.

"Syukur-syukur jika dalam kesehariannya banyak yang berkebaya. Tidak semua orang bisa tapi bila ada kesempatan, berkebayalah," kata Rahmi.

PBI terpanggil untuk melakukan gerakan kampanye pemakaian busana kebaya kepada seluruh lapisan perempuan di Indonesia. 

Apalagi saat ini, selain Indonesia sudah ada empat negara di Asia yang mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya ke Unesco, badan PBB yang mengurusi bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Keempat negara itu Malaysia, Thailand, Singapura, dan Brunei Darussalam. 

PBI terus mendukung dan mendorong pemerintah dalam upaya mendaftarkan kebaya sebagai warisan tak benda ke Unesco bersamaan dengan tiga negara lainnya, yakni Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.

Menurut Rahmi, PBI sudah membuat berbagai gerakan dan kegiatan agar kebaya tercatat sebagai warisan budaya milik Indonesia.

"Kami sangat mendukung upaya pemerintah bersama negara lain untuk mendapat pengakuan dari Unesco. Masyarakat kita sudah 500 tahun mengenal dan mengenakan kebaya. Kita harus mesosialisasikan dan mengaungkan kepada dunia kalau kebaya adalah busana Indonesia," ungkapnya. 

Dijelaskan, berbicara tentang kebaya itu tidak hanya pada persoalan asal-usul saja, tapi yang terpenting adalah bagaimana upaya pelestariannya.

"Jadikan kebaya sebagai budaya busana di negara kita," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X