Covid-19 Sebabkan Dua Bersaudara ini Yatim Piatu, Mbak Ita Terpanggil Membantu

- Rabu, 4 Agustus 2021 | 16:23 WIB
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu berbincang dengan dua bersaudara yatim-piatu. (suaramerdeka.com/dok)
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu berbincang dengan dua bersaudara yatim-piatu. (suaramerdeka.com/dok)

 

SEMARANG, suaramerdeka.com - Kehilangan begitu dirasakan, Meisya Rara Khairan Santoso (12) dan kakaknya, Muhammad Banta Raja Cut Santoso (19). Sang ayah, meninggal dunia oleh sebab terpapar Covid-19 pada 16 Juli 2021 lalu. Sedangkan sang ibunda terlebih dahulu meninggal dunia akibat sakit komplikasi pada 2018 silam. Keduanya pun menjadi yatim-piatu yang kini membutuhkan perhatian.

Hal itu diungkapkan, saat Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu menyambangi kediaman mereka berdua di Dinar Elok Tembalang, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Selasa (3/8) sore.

"Saya (sekarang) tinggal berdua saja dengan adik. Saya baru lulus SMK, kalau adik masih kelas 6 SD. Memang sekarang sedang cari-cari pekerjaan, buat menyambung hidup," ujar Pancut, sang kakak akrab dipanggil.

Baca Juga: Pemain China Chen Qingchen Keluarkan Sumpah Serapah, Asosiasi Bulutangkis Korea Lapor BWF

Keduanya tak memiliki saudara dekat di Kota Semarang. Lantaran keluarga besar sang ibu berasal dari Aceh. Sehingga tanpa sanak saudara terdekat mereka, Meisya dan Pancut mencukupi kebutuhan sehari-hari dari sisa uang tabungan sang ayah. Di mana merupakan pensiunan salah satu bank di Jawa tengah.

Terkadang, sebagai bentuk simpati dan upaya 'Jogo Tonggo', warga secara bergantian memberi kebutuhan pokok seperti beras. "Kalau nasi kami masak sendiri, tapi lauknya beli," ujar Pancut.

Pancut berbagi cerita dengan Mbak Ita, sapaan Wakil Wali Kota Semarang. Setelah lulus SMK Pelita Nusantara, ia berharap bisa segera mendapat pekerjaan untuk menyambung hidup.

Baca Juga: Vaksinasi Merdeka Candi Targetkan 4.000 Vaksin Per Hari, Minat? Daftar Saja Lewat RT/RW

"Pinginnya sekarang saya bisa punya pekerjaan. Kemarin, saya sudah mengajukan lamaran pekerjaan di Alfamart dan Indomaret terdekat, tapi belum ada informasi lagi, buat nyambung hidup," selorohnya.

Apalagi, sekarang Pancut yang bertanggungjawab sebagai kakak. Dia harus mencukupi kebutuhan sehari-hari. Selain itu juga harus melunasi berbagai cicilan, menggantikan kewajiban sang ayah

"Masih harus bayar cicilan motor dan televise tiap bulannya. Juga mau buat bayar kekurangan biaya untuk ambil ijazah di SMK," katanya.

Baca Juga: Punya Daya Menempel yang Kuat, Varian Delta Mudah Menular pada Anak-Anak

Mbak Ita lantas meminta Ketua RW setempat mendata keperluan dari dua yatim piatu ini. Sebab Selama ini, lanjut Ita, mereka berdua tidak tahu bagaimana sang ayah mengelola keuangan. Sehingga kini mereka harus hidup mandiri mengandalkan uang simpanan yang ada dibantu warga sekitar.

"Sementara saya akan mendampingi untuk pembayaran ijazah kelulusannya dan untuk keperluan sehari-hari. Kita perlu dukung anak-anak kita ini. Si sulung ini kan baru lulus SMK dan butuh untuk mengambil ijazah, dan juga kesulitan mencari pekerjaan," ujar Ita.

Halaman:

Editor: Edyna Ratna Nurmaya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X