"Bayangan kami dengan melihat kondisi APBD yang ada paling kami hanya bisa menganggarkan sekitar Rp40 miliar sampai Rp50 miliar.
Misalkan anggaran itu hanya baru bisa membangun sebagian atau separuhnya,
nanti kita minta pihak perencana pembangunan agar bisa memfungsikan pasar terlebih dahulu," ungkapnya.
Dirinya juga berjanji untuk memberikan anggaran pada proses pembangunan tahun berikutnya melalui APBD Kendal untuk menyelesaikan proses pembangunan pasar.
Sementara itu, FAPPW dalam audiensi yang diterima langsung oleh Ketua DPRD Kendal menyampaikan empat tuntutan.
Yakni menuntut segera dibangun kembali Pasar Weleri, menolak pembangunan sport centre,
menuntut Pemkab Kendal untuk benar-benar memperjuangkan nasib rakyat, dan menetapkan APBD Kendal 2023 untuk membangun kembali Pasar Weleri.
“Kami menolak pembangunan sport centre di kawasan Pasar Weleri,
karena itu tidak mendukung perekonomian pedagang Pasar Weleri dan tidak menarik pembeli,” ujar Fungky Bekti Ariwibowo, ketua FAPPW.
Tak hanya itu, Indra Hermawan, salah satu anggota FAPPW meminta supaya pembangunan Pasar Weleri tidak ada konsep modern.
Lantaran masih ingin mempertahankan konsep tradisional.
“Untuk kondisi perekonomian pedagang saat ini sedang terpuruk. Karena belum bisa membayar kepada penyuplai dagangan,” keluhnya.
Artikel Terkait
BPR BKK Kendal Tanggung Iuran BP Jamsostek bagi Pekerja Rentan
Cari Bibit Atlet Potensial, PSTI Gelar Kejuaraan Sepak Takraw antar Pelajar se Kabupaten Kendal
Pertumbuhan Perbankan di Kendal Harus Tumbuhkan UMKM
DPRD Dukung Sport Tourism Enduro Challenge, Angkat Potensi Pariwisata di Kendal
Empat Jabatan Kepala Dinas di Kabupaten Kendal Dilelang, Salah Satunya Satpol PP