Departemen Akuakultur FPIK Undip Kenalkan Budidaya TerBaRu untuk Tingkatkan Hasil Tambak di Demak

DEMAK, suaramerdeka.com - Tim Pengabdian Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Undip melakukan inovasi budidaya TerBaRu (teripang, bandeng, dan rumput laut) di Desa Tambakbulusan, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak.

Budidaya TerBaRu merupakan inovasi teknologi di dunia perikanan yang mengintegrasikan komoditas berbeda yakni, bandeng, teripang, dan rumput laut. 

Baca Juga: 5 Rekomendasi Masakan Olahan Sehat Timun Laut yang Lezat, Bisa Lawan Kanker dan Turunkan Kolesterol Jahat

Tim terdiri atas Dr Lestari Lakhsmi Widowati SPi MSi, Prof Dr Ir Sri Rejeki, dan Rosa Amalia SPi MSi, serta Restiana Wisnu A SPi MSi. 

Pengaplikasian budidaya TerBaRu dilakukan di tambak percontohan milik anggota kelompok Jaya Bhakti, yang hasil budidayanya diberikan kepada mereka.

Kegiatan budidaya TerBaRu mengadopsi sistem Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA) yang merupakan konsep budidaya tanpa limbah atau sering disebut dengan zero waste. 

Baca Juga: Jangan Tunda, Budidaya Cabai Yuk di Pekarangan Rumah, Siap Panen Cabai Kualitas Mewah

Teknologi tersebut memungkinkan peningkatan produktivitas dengan tetap mempertahankan kualitas perairan. 

Organisme dengan level tropik tertinggi (bandeng) mengeluarkan limbah organik yang akan menjadi input energi bagi organisme pada level tropik di bawahnya yakni teripang. 

Baca Juga: Jangan Salah, Ini Cara Tepat Mengolah Timun Laut yang Benar

Ikan bandeng dalam budidaya TerBaru tidak diberi pakan, melainkan memakan klekap sebagai pakan alami. 

Alhasil, budidaya TerBaRu ini dapat menekan biaya produksi pakan sekaligus meningkatkan keuntungan pembudidaya karena mendapatkan tiga macam produk akuakultur dalam satu siklus budidaya.

Pada tambak seluas 5.000 m2 ditebar 600 ekor teripang pasir, 5.000 ekor bandeng, dan 150 kg rumput laut.