SEMARANG,suaramerdeka.com – Setelah Pasar Johar terbakar tahun 2015 silam, lahan di sekitar Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dipilih sebagai tempat penampungan sementara para pedagang.
Kawasan seluas 6 hektar milik Masjid Agung Semarang itu disulap menjadi Relokasi Pasar Johar.
Sejak saat itu, kawasan tersebut tumbuh menjadi pusat perekonomian baru di Kota Semarang.
Baca Juga: Fondasi Perekonomian Baru Terus Dibangun Pemerintahan Jokowi
Pasar relokasi pun menjadi jujugan belanja warga kota. Pedagang pun betah. Menurut Ketua Yayasan Badan Pengelola (BP) Masjid Agung Semarang (MAS), Khammad Ma’sum, hal itu karena lapak dan kios yang ditempati pedagang besar-besar.
''Pedagang nyaman berjualan di sana, mungkin karena tempatnya yang luas. Besar-besar,’’ ujar lelaki yang akrab disapa Gus Khammad itu.
Setelah berlangsung tujuh tahun, perbaikan Pasar Johar selesai. Pasar heritage tersebut diresmikan Presiden Joko Widodo pada Rabu 5 Januari tahun 2022.
Baca Juga: Permainan Ketapel Heritage Masa Kecil Yang Kini Digandrungi dan Di Buru Oleh Berbagai Kalangan
Pasar Johar Utara menelan biaya Rp 146 miliar. Sementara Pasar Johar Selatan menghabiskan anggaran Rp 103 triliun.
Artikel Terkait
Pedagang Tak Mau Pindah, Izin Dagang di Pasar Johar Relokasi Bisa Dicabut
Satpol PP Segel 15 Lapak Pedagang Pasar Johar Kota Semarang
Banyak yang Kosong Omzet Pedagang Pasar Johar Baru turun 75 Persen
Yayasan Masjid Agung Semarang Minta Pemkot Tidak Bongkar Pasar Relokasi di MAJT, Khamad Mahsun: Eman-Eman
Yayasan Masjid Agung Semarang Siap Ikuti Lelang Pasar Johar Relokasi
Sekitar 600 Pedagang Memilih Bertahan di Bekas Pasar Relokasi Johar MAJT
Ahmad Daroji : Pemkot Semarang Sebaiknya Ingat Sejarah Persoalan Bekas Pasar Relokasi Johar di MAJT
Lelang Bangunan Bekas Relokasi Pasar Johar di MAJT Tunggu BPK, Izin Pendirian Pasar Ada di Kemendag