''Kita berharap supaya anak-anak dunia di luar sana melihat bahwa ternyata dari SMA sudah bisa menghasilkan karya batik seperti itu,'' katanya.
Kurikulum Merdeka
Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMAN 11 Semarang Ahmad Rifai, menyambut baik acara yang digelar bersama Komunitas Diajeng Semarang.
Baca Juga: Kurikulum Merdeka Belajar, Perkembangan dan Pencapaian Peserta Didik Jadi Pertimbangan
''Kami melihat KDS konsen dan mereka mumpuni dalam bidang itu. Sehingga dari mereka, anak-anak bisa berlatih terkait dengan beberapa hal, seperti tari Semarangan dengan baik,'' katanya.
Menurut Rifai, hal itu sesuai dengan kurikulum merdeka yang sedang dijalankan.
Di mana kelas X menggunakan Kurikulum Merdeka yang salah satunya mengambil pokok bahasan tentang kearifan lokal.
''Kelas X kita terapkan kurikulum merdeka. Pertama kita sudah laksanakan proyek mengambil kewirausahaan. Kemudian sekarang masuk ke proyek kedua dengan tema kearifan lokal,'' terangnya.
Diambil tema kearifan lokal, karena menurut Rifai, anak usia remaja lebih senang pada kegiatan pentas seni.
Sedangkan pada beberapa waktu, disebabkan pandemi, tidak boleh melaksanakan pentas seni.
Saat sekarang mereka sudah tatap muka, maka dengan tema ini bertujuan untuk penguatan profil pelajar Pancasila.
''Maka kami memilih kearifan lokal, seperti dengan tari Semarangan, Goyang Semarang, dan melalui pesan melalui batik,” terangnya. ***
Artikel Terkait
Pantau Prakiraan Cuaca Semarang 26 Oktober 2022: Berawan, Berpotensi Diguyur Hujan Lebat hingga Ringan
7 Kelurahan di Semarang Masuk Prioritas Penanganan Kemiskinan, Mana Saja ?
Horison Ultima dan Bambang RSD Gelar Aksi Berbagi, Kunjungi Panti Asuhan Cacat Ganda Al Rifdah
Ahmad Daroji : Pemkot Semarang Sebaiknya Ingat Sejarah Persoalan Bekas Pasar Relokasi Johar di MAJT
TMMD 115 Ajak Anak-anak Rusunawa Kudu Berwisata Sejarah dan Budaya