SEMARANG, Suaramerdeka.com -Pembakaran Kampung Batik oleh tentara Jepang di hari keempat terjadinya Pertempuran 5 Hari Semarang, diperingati dalam prosesi Titiran, Sabtu sore 15 Oktober 2022.
Saat itu Jepang membabi buta membakar Kampung Batik Wedusan hingga merambat ke Batik Gedong dan menghanguskan 300an rumah warga.
Dalam catatan sejarah di Buku Sejarah Pertempuran 5 Hari disebutkan bahwa saat itu ada rencana Angkatan Muda bersama barisan pejuang dari mantan PETA, BKR, dan Laskar Hisbullah.
Baca Juga: Rintikan Gerimis Iringi Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang Tonggak Perjuangan Bangsa
Mereka akan menggelar serangan umum ke kedudukan Jepang di Sayangan, Jurnatan, dan Gedangan.
Mereka berangkat dari Kampung Batik di bawah pimpinan Budanco Moenadi.
Serangan umum gagal lantaran Jepang tahu adanya pemuda yang sibuk mengungsikan wanita dan anak-anak menyeberang dari Kampung Strong masuk ke Kampung Gedongsari.
Baca Juga: Akses Jalan ke Tugumuda Tutup Sementara Upacara Peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang
Jepang pun membabi buta membakar Kampung Batik Wedusan hingga merambat ke Batik Gedong.
Panitia Titiran Ign Luwiyanto mengungkapkan, kegiatan yang sudah memjadi tradisi tahunan ini sudah masuk dalam agenda kegiatan Dinas Pariwisata.
Ini sebagai sarana edukasi sejarah perjuangan bangsa bagi generai muda.
Baca Juga: Kisah Sejarah; Pantang Mundur, Kerelaan Sang Istri Melepas Suaminya ke Medan Pertempuran
Kegiatan itu bertambah menarik karena kemas dalam prosesi seni budaya, seperti kirab dan aksi teatrikal tentang pembakaran kampung.
Artikel Terkait
DP3A Kota Semarang Beri Perhatian Penanganan Pernikahan Dini Anak
Akhir Pekan Mau ke Mana? Berikut Daftar Tempat Wisata yang Ada di Semarang dan Sekitarnya
Penanangan Stunting dan Lansia Terlantar Jadi Perhatian Utama Pemkab Semarang
Capaian PBB Kota Semarang Capai 90 Persen
Resmi Plt Wali Kota Semarang Ita : Masukkan Hendi Masih Diperlukan