SEMARANG, suaramerdeka.com- Upaya Pemkot Semarang untuk menekan berbagai persoalan anak dan perempuan terus dilakukan.
Ini termasuk pernikahan dini anak serta pekerja anak yang masih bisa ditemui di Semarang.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Semarang, Ulfi Imran Basuki mengatakan, persoalan di atas adalah menjadi perhatian untuk diselesaikan.
Menurut Ulfi, Pemkot Semarang juga berusaha membuka akses pendidikan yang gratis bagi anak-anak.
"Kami juga bekerjasama dengan sejumlah lembaga masyarakat juga Dinas Pendidikan untuk edukasi soal risiko pernikahan dini," kata Ulfi.
Selain soal pernikahan anak, beberapa tugas penting yang juga jadi prioritas adalah pemberdayaan perempuan atau ibu dalam kewirausahaan.
Ini termasuk pemberdayaan ekonomi bagaimana membantu keluarga dalam membantu mencari nafkah.
Pendidikan terhadap ibu mengenai pengetahuan soal pola asuh juga sangat penting.
Kasus stunting di Kota Semarang tidak hanya dipengaruhi soal ekonomi saja tetapi bagaimana pola asuh ibu kepada anak-anak.
Tugas lainnya adalah pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang penyebabnya rata-rata faktor ekonomi.
Upaya pencegaha pernikahan dini, ini juga sebagai bagian dari menyukseskan program Indonesia Emas Tahun 2045.
Hal ini diperlukan untuk menciptakan generasi bangsa yang gemilang yang salah satunya dengan mengurangi angka pernikahan dini.
Artikel Terkait
Cegah Pernikahan Dini, Tim Pengabdian kepada Masyarakat Gelar Konseling Remaja
Promosikan Produk Unggulan Daerah, Pemberdayaan Perempuan MPW PP Jawa Tengah Akan Gelar Bazar UMKM
Peduli Kesehatan Pekerja Perempuan, Ini yang Dilakukan Puskesmas Dempet Demak dan Perusahaan Sekitar
Aksi Sosial Perempuan Tani HKTI Jateng, Penyandang Disabilitas Kelurahan Kuningan Terima Bantuan Sembako