SEMARANG, suaramerdeka.com - Tim Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang meninjau langsung dua titik dinding pembatas yang jebol di kawasan Lamicitra Tanjung Emas Semarang.
Dua titik dinding pembatas ini jebol akibat tak kuat menahan hantaman gelombang air laut yang dibarengi dengan fenomena naiknya permukaan air laut yang terjadi beberapa waktu lalu.
Ketua Harian DP2K Semarang, Prof Sudharto P Hadi, Ph.D membenarkan ada tiga faktor penyebab terjadinya banjir rob di kawasan Lamicitra Tanjung Emas Semarang dan sekitarnya.
Ketiga penyebab itu yakni, pertama fenomena perigee (kondisi jarak terdekat Bulan dengan Bumi) yang memicu terjadinya gelombang pasang.
Baca Juga: Keluarga Ridwan Kamil Sudah Ikhlas, Status Pencarian Eril Berubah Jadi Drowned Person
Kedua, fenomena kenaikan permukaan air laut, dan ketiga persoalan land subsidance (penurunan muka tanah).
"Jadi tadi ada dua titik yang jebol, di kawasan PT Fuji Metec Semarang sepanjang delapan meter dan di kawasan Lamicitra sepanjang sekitar 20 meter," kata Prof Sudharto, kemarin.
Prof Sudharto dan tim DP2K Semarang melihat ambrolnya dinding perusahaan yang menjadi perisai tidak mampu menahan gelombang air laut.
Selain itu, penurunan muka tanah menjadi salah satu faktor lain yang memicu dinding penahan dua perusahaan tersebut ambrol.
Baca Juga: Jodoh Jumat Kliwon Menurut Primbon Jawa, Ada 5 Weton yang Diangggap Cocok
Artikel Terkait
519 Kontainer Terdampak Banjir Rob di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Tanggul Sementara Penahan Rob di Tanjung Emas Jebol? Cek Faktanya di Sini
Penurunan Tanah 7,5 Cm per Tahun, Kota Semarang Perlu Bangun Perisai Pantai
Ketinggian Air Meningkat, Temuan DP2K: Tembok Biasa Jadi Penahan Gelombang
Kendalikan Pengambilan Air Tanah, Hendi Bentuk Tim Gabungan