Ketinggian Air Meningkat, Temuan DP2K: Tembok Biasa Jadi Penahan Gelombang

- Kamis, 2 Juni 2022 | 22:53 WIB
Ketua Umum DP2K Semarang Ir Budi Santoso memberikan paparan terkait penataan kota dalam diskusi dan Halal Bihalal bersama Walikota Semarang di Gedung Menara Suara Merdeka Lt 17 Jl Pandanaran Semarang, Kamis (2/6).  (suaramerdeka.com/Maulana M Fahmi)
Ketua Umum DP2K Semarang Ir Budi Santoso memberikan paparan terkait penataan kota dalam diskusi dan Halal Bihalal bersama Walikota Semarang di Gedung Menara Suara Merdeka Lt 17 Jl Pandanaran Semarang, Kamis (2/6). (suaramerdeka.com/Maulana M Fahmi)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Pakar Sumber Daya Air Prof Dr Ir Suripin MEng menyampaikan, air laut ekstrem tertinggi seolah-olah mengalami kenaikan begitu drastis setiap periode tahunnya akibat stasiun pengukur pasang surut ikut mengalami penurunan.

Ini menjadikan rekaman ketinggian air terlihat terus mengalami kenaikan.

Hal yang sama terjadi saat pagar tembok di kawasan Lamicitra di pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang.

Baca Juga: Catat, Jadwal Libur Panjang Sekolah 2022, Cek Kalender Akademik Kotamu Disini, Ada DKI Jakarta, Jawa dan Bali

Awalnya tembok tidak langsung bersentuhan dengan air laut, akhirnya menjadi seperti penahan gelombang secara langsung.

''Keberadaannya memang tidak pernah diciptakan untuk menjadi pelindung pantai, namun merupakan pagar tembok biasa. Hanya saja, yang menjadi penyebab pagar itu jebol bukan karena pasang air lautnya yang tinggi, tetapi karena adanya gelombang alun (Swell Wave)."

"Gelombang panjang ini saat mendekati pantai akan semakin tinggi, walaupun begitu tidak sampai lebih dari 2 meter,'' ungkap dia dalam halalbihalal antara Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota (DP2K) Semarang bersama dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Baca Juga: Link Nonton KKN di Desa Penari Gratis dan Legal Bukan LK21, Lengkap dengan Kilas Balik Film

Acara tersebut berlangsung di Gedung Menara Suara Merdeka Jalan Pandanaran 30 Semarang pada Kamis, 2 Juni 2022.

Hadir Ketua Umum DP2K Ir Budi Santoso, Ketua Harian DP2K Prof Sudharto P Hadi, Prof Dr Ir Nany Yuliastuti, dan beberapa anggota DP2K.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan, persoalan rob merupakan sebuah hal yang klasik di Kota Semarang.

Hal yang harus dipikirkan, papar Hendi, yakni mencari solusi untuk membenahi keadaan yang ada di periode-periode sekarang.

Baca Juga: Juni Emas! Cek 7 Zodiak yang Diprediksi Rezeki Akan Lancar Datang dari Segala Penjuru

Adapun salah satu cara yang dilakukan Pemkot Semarang dengan melakukan komunikasi intensif dengan Kementerian PUPR, Pemprov Jateng, dan DP2K Semarang.

Semuanya dalam rangka menuntaskan permasalahan rob di Ibu Kota Jateng tersebut.

Halaman:

Editor: Rosikhan Anwar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X