SEMARANG, suaramerdeka.com - Pemkot Semarang berencana untuk mengintegrasikan kegiatan ziarah ke makam-makam ulama di Kota Lumpia, sehingga dapat terkoneksi dengan baik ke dalam wisata religi.
Program wisata religi ke beberapa makam ulama di Kota Semarang ini, sudah disusun dalam sebuah grand desain.
Tujuannya, agar peziarah yang datang dari luar kota dapat menjangkau ke sejumlah lokasi wisata religi dalam satu waktu.
Kabid Pertamanan dan Permukiman pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, Murni Ediati, mengatakan, setidaknya ada 13 makam ulama di Kota Semarang yang kerap diziarahi oleh masyarakat dari luar kota.
Baca Juga: Primbon Jawa Bicara Jodoh Sabtu Pahing, Sebut 7 Weton Ini Cocok
Antara lain Makam KH Sholeh Darat (Bergota-Semarang Tengah), Ki Ageng Pandanaran (Mugassari-Semarang Selatan), Mbah Depok (Depok-Semarang Tengah), Sunan Kuning (Lebdosari-Semarang Barat), dan Jumadil Kubro (Tambakrejo-Gayamsari).
"Jadi, Pemkot berkeinginan agar peziarah saat datang bisa mengunjungi makam-makam ulama tersebut dalam satu waktu. Proses pengerjaan grand desain nantinya ikut melibatkan lintas sektoral OPD lainnya seperti Disbudpar, Distaru, dan Bappeda," ujar dia, belum lama ini.
Menurut Murni Ediati, integrasi makam-makam ulama menjadi satu paket kunjungan ziarah merupakan bagian dari program wisata religi yang dirancang untuk memberikan keteraturan dan membantu meningkatkan perekonomian di Kota Semarang.
Khususnya masyarakat di daerah lokasi makam-makam tersebut berada. Selain itu, koneksivitas makam-makam ulama dalam rangka memberikan rasa nyaman dan aman kepada peziarah.
Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 21 Mei 2022: Ricky Akhirnya Tertangkap, Akan Akui Perbuatannya?
"Jadi, nantinya memang akan turut melibatkan partisipasi masyarakat di sekitar makam dalam penataan wisata religi tersebut. Misalnya saja, mereka akan dirangkul untuk menjadi penyedia sarana transportasi bagi para peziarah, maupun dalam penyediaan jasa kuliner di lokasi sekitar makam," tambah dia.
Adapun para peziarah, nantinya akan ditata dan dipusatkan di satu titik tertentu sebelum nantinya mengunjungi makam-makam ulama tersebut.
Jadi, mereka tidak langsung datang ke lokasi makam untuk berziarah.
Dari titik tersebut, peziarah akan difasilitasi dengan sarana transportasi lokal untuk diantarkan ke lokasi makam-makam ulama.
"Sejumlah alternatif titik kumpul telah disampaikan, salah satunya berada di Lapangan Garnisun yang berada di Kembangsari (Semarang Tengah). Keberadaannya berfungsi untuk kantong parkir bagi kendaraan para peziarah. Namun, ini masih dalam kajian dan penggunaannya pun harus mendapatkan izin terlebih dulu dari Kodam IV/Diponegoro selaku pemilik lapangan,'' kata dia.***
Artikel Terkait
Jembatan Gantung di Belahan Selatan Bandung Diresmikan, Warga Diminta Gali Potensi Wisata
Kota Lama Semarang Salip Borobudur Jadi Destinasi Wisata Terlaris
Sektor Wisata Jateng Mulai Membaik, Kualitas SDM Kepariwisataan Juga Harus Makin Ditingkatkan
Menparkeraf: Wisata Gastronomi Bisa Jadi Daya Dorong Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
12 Desa Wisata di Kabupaten Semarang Dapat Bantuan untuk Pengadaan Sarpras