Gerakan Santri Menulis Gelaran Suara Merdeka Mengajak Santri Menolak Lupa

- Kamis, 7 April 2022 | 21:02 WIB
Bupati Hj Eistianah dan Wapemred Suara Merdeka Triyanto Triwikromo, serta Pengasuh Ponpes Al-Hidayat KH Ahmad Baedlowi Misbah, Kapolres Demak AKBP Budi Ady Buono, Dandim 0716/Demak Letcol Czi Pribadi Setya Pratomo, Kepala Kan Kemenag Demak, H Muhtadi dan Ketua Panitia GSM, Agus Fathuddin Yusuf foto bersama seluruh peserta Gerakan Santri Menulis. (suaramerdeka.com/dok)
Bupati Hj Eistianah dan Wapemred Suara Merdeka Triyanto Triwikromo, serta Pengasuh Ponpes Al-Hidayat KH Ahmad Baedlowi Misbah, Kapolres Demak AKBP Budi Ady Buono, Dandim 0716/Demak Letcol Czi Pribadi Setya Pratomo, Kepala Kan Kemenag Demak, H Muhtadi dan Ketua Panitia GSM, Agus Fathuddin Yusuf foto bersama seluruh peserta Gerakan Santri Menulis. (suaramerdeka.com/dok)

DEMAK, suaramerdeka.com - Gerakan Santri Menulis (GSM) yang digelar Suara Merdeka selama 28 tahun terakhir memiliki tujuan mengajak para santri untuk menolak lupa, yaitu dengan cara produktif menghasilkan karya tulis.

Pilihan kegiatan dengan menggandeng pondok pesantren, menurut Wakil Pemred Suara Merdeka, Triyanto Triwikromo, bukan tanpa alasan.

Sebab, budaya menulis di kalangan santri telah menjadi catatan sejarah yang sangat panjang.

Banyak karya monumental dengan gagasan dan ide brilian terlahir dari kalangan santri.

Baca Juga: Nonton Film di LK21, IndoXXI Sudah Gak Bisa? Ini Situs Film Online Pengganti Lengkap dengan Linknya

"Di Indonesia ada Gus Dur, Gus Mus, Zawawi Imron, belum lagi Syekh Nawawi al Bantani, Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari dan lainnya. Mereka memiliki karya tulisan yang luar biasa," katanya, di hadapan 85 santri Pondok Pesantren Al-Hidayat, Krasak, Desa Temuroso, Kecamatan Guntur, Kamis, 7 April 2022.

Acara yang dibuka Bupati Demak Hj Eisti'anah ini dihadiri Pengasuh Pesantren Al-Hidayat KH Ahmad Baedlowi Misbah (Gus Dlowi), Kapolres Demak AKBP Budi Adhy Buono, Dandim 0716/Demak etkol Czi Pribadi Setya Pratomo, Kepala Kan Kemenag Demak, H Muhtadi dan Ketua Panitia GSM, Agus Fathuddin Yusuf.

Triyanto menuturkan, menulis sudah jadi bagian dari tradisi santri. Di lingkungan pesantren, para santri selain membaca dan mendengarkan kajian kitab oleh kiai, mereka juga selalu menulis.

Baca Juga: Bacaan Doa Kamilin, Doa yang Dibaca Setelah Sholat Tarawih, Lengkap Arab, Latin dan Terjemah Bahasa Indonesia

"Melalui menulis santri dapat membangun monumen ingatan, bahkan bisa memberi suatu manfaat di masa depan," katanya.

Seseorang yang rajin menghasilkan produk tulisan positif, dapat dikatakan telah menjalankan perintah tersembunyi dari Allah SWT.

Karena dalam Al-qur'an ada perintah membaca yakni Iqra, dan tentunya di antara sesuatu yang dapat dibaca adalah tulisan.

"Dengan bekal ilmu agama santri dapat menghasilkan tulisan-tulisan yang dapat mengetuk pintu surga," imbuh Triyanto.

Baca Juga: Al Quran Surat At Tin, Lengkap Teks Arab, Latin dan Terjemah Bahasa Indonesia

Pun demikian dengan Bupati Demak Hj Eisti'anah yang mengaku kangen menjalani hidup sebagai santri yang lekat dengan kajian kitab kuning.

Halaman:

Editor: Rosikhan Anwar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X