SEMARANG, suaramerdeka.com - Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menaruh perhatian besar pada kasus stunting di Kota Semarang.
Pasalnya, tercatat pada 2021, dari 44.058 balita di Kota Semarang, sebanyak 1.367 diantaranya mengalami stunting. Jika dipersentase sebesar 3,18 persen.
Persentase stunting ini naik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2019, angka stunting di Kota Semarang tercatat 2,5%, sementara pada 2020 naik menjadi 3,13%.
Baca Juga: Edy Mulyadi Hina Prabowo bak Macan Mengeong, Gerindra Jateng: Maaf OK, Proses Hukum Jalan Terus
Wali kota yang akrab disap Hendi ini menuturkan, persoalan stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang penyelesaiannya butuh keterlibatan banyak pihak.
Karena itu, pihaknya menggandeng PKK untuk bersama-sama menangani persoalan tersebut dan juga membangun ketahanan pangan keluarga.
''Saya berharap, kader PKK bisa menjadi bagian penting penanganan stunting bersama Dinas Kesehatan, DP2A dan kawan-kawan di jajaran Pemerintah Kota Semarang,''
ujar Hendi saat menghadiri Rapat Kerja PKK tahun 2022 di Balai Kota, Rabu (26/1).
Baca Juga: Ketemu Kapolda, Gerindra Jateng Laporkan Youtuber Edy Mulyadi Hina Prabowo
Dia pun meminta agar balita yang mengalami stunting mendapatkan program pemberian makanan bergizi sebanyak dua kali sehari. Selain itu, juga mendapatkan pendampingan oleh para kader PKK.
Artikel Terkait
PKK Bambankerep Olah Limbah Kertas dan Plastik Jadi Pot
Percepatan Penurunan Angka Stunting, IBSW Apresiasi Atensi Kepala KSP
Pelanggaran Masih Banyak, Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak Harus Segera Direalisasikan