SEMARANG, suaramerdeka.com Sistem tata kelola Pelayanan Publik bergerak ke arah pemanfaatan teknologi digital. Kondisi ini berimbas pada pelayanan yang diberikan semakin cepat dan memuaskan.
“Namun prinsipnya tata kelola Pelayanan Publik itu butuh memanusiakan manusia. Saya yakin hal ini bisa diwujudkan di Indonesia termasuk di Kota Semarang,” kata Dosen FISIP Undip Wijayanto PhD di Kantor Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang.
Dia bersama Wakil Dekan I FISIP Undip, Dr Teguh Yuwono, dan Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan (DPIP) FISIP Dhunuwanus Ghulam Manar MSi, bertemu perangkat kelurahan Jumat 8 Oktober 2021. Digelar diskusi membahas perlunya penerapan inovasi di era digital.
Baca Juga: Argo Yuwono: Penanganan Dugaan Pemerkosaan Anak di Luwu Timur Sesuai Prosedur dan Transparan
Peraih gelar doktor dari Belanda itu menambahkan arah Pelayanan Publik terintegrasi kemajuan teknologi modern alias berkonsep cerdas.
Kendati demikian sistem ini tak melulu bermuara kecanggihan fasilitas melainkan pada semangat pelayanan yang memberikan kemudahan.
Wijayanto menyinggung pengalamannya bermukim di Amerika Serikat dan Belanda. Di mana masyarakat di negara itu menerima pelayanan begitu baik.
Baca Juga: Yuk Ladies! Cari Tahu Jenis Kain Hijab yang Nyaman dan Adem untuk Aktivitasmu
Kendati demikian inovasi tidak harus sesuatu yang besar, maju, dan modern, tapi yang jauh lebih utama, secara filosofis mampu berkontribusi memperbaiki keadaan menjadi lebih baik.
Seiring itu semestinya dibuat banyak terobosan di Tanah Air. Kegiatan tersebut juga evaluasi atas dorongan inovasi layanan publik yang sudah dimulai beberapa tahun terakhir.
Inovasi ini berkaitan proses akselerasi layanan berbasis digital. Tim pengabdian Undip mendorong lahirnya layanan “Surat Pengantar Hemat Kertas” (SUPERMATRAS). Warga Rowosari bisa meminta surat pengantar hanya melalui aplikasi whatsapp, jika selesai bisa langsung diambil.
Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, Sandiaga Uno dan Gibran Sepakat Kembangkan Ekraf dan Seni
Inovasi sederhana ini bukan terobosan pertama. Sebelumnya sudah ada inovasiasi keluhan warga berbasis pesan.
Kemudian berkembang menjadi grup percakapan digital yang merupakan wadah diskusi beragam persoalan yang muncul di kelurahan.
Artikel Terkait
Sudah Seharusnya Pelayanan Publik Beri Akses Prioritas bagi Disabilitas