Sobokartti Jadi Saksi Penyandang Disabilitas dan Milenial Berlatih Membatik

- Minggu, 3 Oktober 2021 | 10:41 WIB
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu membatik saat pelatihan membatik bagi penyandang disabilitas dan kaum milenial di Gedung Sobokartti, Jalan Dr Cipto No 31 - 35 Semarang, baru - baru ini. (suaramerdeka.com/Siswo Ariwibowo)
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu membatik saat pelatihan membatik bagi penyandang disabilitas dan kaum milenial di Gedung Sobokartti, Jalan Dr Cipto No 31 - 35 Semarang, baru - baru ini. (suaramerdeka.com/Siswo Ariwibowo)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Komunitas pembatik Sobokartti Semarang melatih puluhan orang yang terdiri penyandang difabel dan kaum milenial.

Berlangsung di gedung perkumpulan seni Sobokartti, kegiatan tersebut bagian dari memperingati Hari Batik Nasional 2021.

Selain itu, pelatihan ini sebagai salah satu upaya melestarikan budaya membatik karena sebagai warisan budaya Indonesia yang telah diakui dunia.

Baca Juga: Ombudsman Jateng Beri Saran kepada Pemerintah Kota Semarang dalam Rangka Penyelesaian Laporan

Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu mengapresiasi komunitas batik Sobokartti yang telah mendampingi pelatihan membatik bagi penyandang disabilitas dan kaum milenial.

"Oktober merupakan momen Hari Batik Nasional yang setiap tahun diperingati. Komunitas pembatik Sobokartti melatih penyandang disabilitas dan kaum milenial belajar membatik, ini sangat luar biasa," kata Ita, sapaan akrab Hevearita G Rahayu, seusai latihan membatik, Minggu 3 Oktober 2021.

Menurutnya, pelatihan membatik ini merupakan bagian dari menguri-uri atau melestarikan budaya membatik.

Baca Juga: PMI Semarang Apresiasi 250 Orang Pendonor hingga 25 Kali

Selain itu, dengan membatik, anak-anak milenial, penyandang disabilitas, dan lainnya diharapkan semakin mencintai batik.

Ita menambahkan, di era globalisasi saat ini, budaya membatik tidak boleh luntur, tetapi harus tetap eksis terjaga, juga dituntut dapat mengikuti zaman.

"Sehingga memang harus ada inovasi berupa mengkombinasikan dan mengkolaborasi ragam batik ini di era digitalisasi seperti sekarang ini," terangnya.

Salah satu pembatik, Suharni (43) bersyukur dapat mendampingi penyandang disabilitas dan anak muda milenial dalam melatih membatik.

Menurutnya, setiap Hari Sabtu, komunitas batik pasa ada kegiatan membatik di gedung perkumpulan seni dan budaya Sobokartti.

"Kami berharap masyarakat semakin mencintai batik. Selain itu, budaya membatik semakin meningkat ke mana-mana, karena batik itu milik kita," terangnya.

Menik Muwarni, salah satu peserta dari penyandang disabilitas bersyukur dapat mengikuti pelatihan membatik bersama kaum milenial di gedung Sobokartti.

Ia berharap, masyarakat Indonesia, khususnya anak muda milenial semakin mencintai batik karena merupakan warisan budaya Indonesia.

"Saya semakin penasaran untuk belajar membatik lebih baik lagi. Anak muda harus lebih mencintai batik," katanya.

Editor: Nugroho Wahyu Utomo

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X