SEMARANG, suaramerdeka.com - Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang segera melakukan perbaikan mengatasi retakan tanah di makam Bergota II. Sebab diketahui ada 30 makam yang terdampak akibat retakan tanah.
Kepala Bidang Pertamanan dan Pemakaman (Disperkrim), Murni Ediati, menguraikan, rekahan tanah akibat limpasan air dari area pemakaman atasnya. Diuraikan, ada sekitar 30-40 an makam yang terdampak.
"Kebetulan tanah (pemakaman) ini ada di perengan. Ada keretakan, namun ada kerusakan berat, " katanya, Rabu 15 September 2021
Baca Juga: Ngaku Kiai Sakti, Warga Banyumas Bawa Kabur Emas 35,6 Gram
Pipie sapaan akrab Murni Ediati, akan mengajukan penghitungan pembangunan saluran air dan talud pada anggaran perubahan tahun ini.
"Kita akan bangun saluran dan talud, mungkin juga kotakan makam agar tidak lagi tergerus. Kalau pakai rumput nggak bisa, nanti akan kita hitung dulu anggarannya berapa karena ada beberapa saluran air yang kita bangun," tuturnya.
Perbaikan jangka pendek, kata dia sementara dilakukan perataan tanah yang retak atau merekah. Namun untuk jangka panjang, perlu dilakukan eksekusi berupa pembangunan saluran air dan talud.
Baca Juga: Coldplay Bicara Dampak Global BTS untuk Dunia Musik: Mereka Punya Suara yang Positif
"Sementara kita rapikan dan ratakan dulu tanah yang retak ini," beber Pipie.
Krisnadi, salah satu ahli waris keluarga yang dimakamkan TPU Bergota II, menjelaskan, retakan tanah terjadi pada tanah miring. Mengingat kondisi pemakaman yang berupa perengan.
"Waktu saya kebetulan mau nyekar keluarga, kaget lihat tanah makam retak-retak. Kondisi ini sudah terjadi beberapa kali," katanya.
Ia meminta agar dinas terkait bisa melakukan langkah antisipasi. Seperti membangun saluran atau talud. Sehingga aliran air tidak langsung turun ke area pemakaman yang ada di bawah.
Artikel Terkait
PT Pegadaian Syariah Bagikan Sembako untuk Janda Dhuafa di TPU Bergota
Satpol PP Siaga Antisipasi Peziarah di TPU Bergota, Cegah Klaster Pemakaman
Ribuan Peziarah Padati TPU Bergota Semarang