SALATIGA, suaramerdeka.com - Warga RW 01 Mrican Gendongan Salatiga terus menjaga konsistensi lumbung pangan di masa pandemi Covid-19.
Program ini sebenarnya sudah dimulai sejak masa awal pandemi dan beberapa bulan terakhir ini, kembali digalakkan dan dikuatkan.
Ketua RW 01 Mrican Imam Mas Arum mengatakan, program lumbung pangan ini dilakukan dengan pola yang berbeda.
Kalau sebelumnya dalam bentuk program jogo tonggo yang memantik kepedulian warga pada keluarga yang mandiri karena terpapar virus corona.
Baca Juga: Menteri Investasi Dukung Percepatan Pabrik Soda Ash Petrokimia
"Dengan program jogo tonggo tersebut, warga ikut berbagi bergiliran atau bersama-sama, didukung dari kelurahan dan dinas dan terkait. Sehingga keluarga atau warga yang mandiri benar-benar diperhatikan dan tidak merasa sendiri," katanya.
Adapun konsep lumbung pangan baru yang digulirkan adalah lumbung pangan RW berbasis RT masing-masing.
Di mana setiap pengurus RT mengajak kepada s warga dan donatur untuk ikut berdonasi sembako semampunya, dikumpulkan di ketua RT masing-masing.
"Di tingkat RW juga mengumpulkan bantuan-bantuan donasi sembako dan lainnya dari pihak yang mendukung program tersebut. Program ini ikut bagi warga isoman, mewujudkan berbagai covid-19 dan yang tidak mampu," tuturnya.
Ditambahkan dia, setiap bulannya warga mengumpulkan donasi ke lumbung pangan. Kemudian di bulan yang sama juga donasi dibagikan pada warga yang berhak menerima.
Skema pembagian lumbung pangan ini sepertiga untuk jaga-jaga kalau ada warga yang isoman. dibagikan pada warga yang kejadian Covid-19 dan yang tidak mampu.
Baca Juga: MPL ID Season 8: Pergantian Pemain, Iringi Kemenangan Evos Legeds
"Warga yang isolasi mandiri di rumah, setidaknya mendapatkan bantuan dari jogo tonggo (tetangga kanan-kirinya), lumbung pangan RT, lumbung pangan RW, dari kelurahan mau pun dinas terkait. Sehingga secara berjenjang bantuan untuk keluarga atau warga yang mandiri diharapkan dapat dirasakan sampai masa isolasi selesai," hm.
Imam menegaskan, bahwa program ini untuk memantik rasa kepedulian dan empati atas kondisi sesama warga di lingkungan Mrican. Hari ini kita yang berbagi, mungkin waktu lain yang kita terima.
"Untuk itulah filosofi berbagi dan peduli kami gulirkan untuk memperkuat rasa simpati dan empati sesama warga di tengah masa pandemi," ujarnya.