BOJA, suaramerdeka.com – Sebanyak 735 Siswa-siswi dan 56 guru dan karyawan SMP 2 Boja melakukan gerakan literasi dengan membaca koran Suara Merdeka bersama-sama di halaman sekolah, Senin (28/10). Mereka duduk di bawah tenda yang disiapkan sekolah, membaca berbagai rubrik yang terdapat di koran Suara Merdeka.
Siswa-siswi dan guru antusiasme membuka halaman perhalaman dan membaca isi berita yang disajikan Suara Merdeka terbitan Senin 28 Oktober 2019. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan Bulan Bahasa 2019.
Kepala SMP 2 Boja, Hartanto, mengatakan, gerakan literasi sudah diterapkan di sekolah sejak 2017. Puncaknya yakni pada peringatan Hari Sumpah Pemuda 2019, dimana peserta didik diajak bersama-sama membaca koran Suara Merdeka. ‘’Selain gerakan literasi, kami juga meluncurkan buku antologi puisi siswa dengan judul Cinta Tak Bersyarat,’’ kata dia.
Dia menambahkan, buku setebal 286 halaman itu, bertemakan sumpah pemuda, pahlawan, dan ibu. Puisi ditulis dengan tiga bahasa yakni Indonesia, Inggris, dan Jawa. Proses pembuatannya kurang lebih tiga bulan yang dimulai dengan pengumpulan puisi karya siswa-siswi hingga dicetak menjadi buku. ‘’Kami berencana mencetak buku puisi itu sesuai dengan pesanan,’’ tuturnya.
Hartanto, menyatakan, sekolah menerapkan empat kebijakan yakni budaya membaca, pembentukan pendidikan karakter, persiapan menuju abad 21 dan menyambut era digital, generasi muda harus siap dengan tantangan jaman.
‘’Saya baca koran Suara Merdeka hari ini (Senin, 28/10) judulnya yang muda yang urus negara. Hal itu menunjukkan generasi muda harus siap dengan tantangan di depan mata. Pemuda saat ini sebagai generasi emas di tahun 2045. Mereka yang bakal memimpin bangsa,’’ kata Hartanto dihadapan 735 siswa-siswi.
Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi, mengapresiasi gerakan literasi tersebut. Pendidikan karakter melalui gerakan membaca, menganalisa, dan mengevaluasi, merupakan salah satu bentuk untuk membentengi moral. Anak-anak harus pintar, cerdas, dan terampil. Namun, itu tidak berarti tanpa moral atau akhlak yang baik. ‘’Pendidikan karakter menentukan generasi muda di masa mendatang,’’ jelasnya.