PPKM Belum Turun Level 1, Hendi Kejar Angka Testing dan Tracing Kasus Covid-19

- Rabu, 1 September 2021 | 18:58 WIB
VAKSINASI : Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat meninjau vaksinasi di Kelurahan Patemon, baru-baru ini (suaramerdeka.com/Hendra Setiawan)
VAKSINASI : Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat meninjau vaksinasi di Kelurahan Patemon, baru-baru ini (suaramerdeka.com/Hendra Setiawan)



SEMARANG, suaramerdeka.com - Usai ditetapkannya Kota Semarang sebagai kota besar pertama di Jawa-Bali yang berhasil turun ke level 2 PPKM, wali kota Semarang Hendrar Prihadi kini terus berupaya mengejar testing dan tracing di wilayah yang dipimpinnya.

Menurut wali kota yang akrab disapa Hendi, salah satu poin yang menyebabkan kota Semarang belum bisa turun ke level 1 karena angka testing dan tracing yang masih kurang.

''Kami masih akan berfokus pada upaya meningkatkan tracing kontak erat di atas 14 per kasus, di mana saat ini masih pada capaian 3 kontak per kasus.

Selain itu upaya menurunkan positivity rate dan angka kematian, berturut-turut dari angka 12,2 dan 6-7% hingga di bawah 5% akan terus digenjot dengan melibatkan berbagai pihak mulai tenaga kesehatan, TNI, Polri serta kawan-kawan di tingkat kelurahan dan kecamatan,'' terang Hendi.

Baca Juga: Update Covid 1 September: Kasus Aktif Bertambah 10.337, Pasien Sembuh 16.394 Orang

Tracing pasien positif juga akan diperinci hingga seluruh kontak erat baik di lingkungan rumah, aktifitas (warung, kantor, sekolah serta tetangga kanan kiri).

Sementara upaya penurunan positivity rate dan angka kematian akan dilakukan dengan testing entry serta exit test pada seluruh kontak erat.

Tak hanya itu, tenaga kesehatan juga akan lebih mendorong pasien isoman untuk masuk isolasi terpusat dan meningkatkan kecepatan respon kegawatan pada isoman dengan pemantauan harian.

Baca Juga: Pemerintah Gencarkan Vaksinasi di Empat Klaster PON XX Papua dan Peparnas XVI

''Rata-rata kasus harian bulan Juli tercatat sejumlah 49 kasus/ hari, di mana dari kasus tersebut sejumlah 63% dilakukan tracing dalam waktu 1x24 jam,'' imbuhnya.

Lebih lanjut, Hendi mengungkapkan jika pihak DKK saat ini juga masih berfokus melakukan tracing pada 5 kecamatan dengan angka kasus terbanyak seperti Tembalang, Banyumanik, Pedurungan, Semarang Barat, dan Ngaliyan.

Diakui Hendi, stigma dan keterbukaan pasien terkonfirmasi Covid-19 masih melekat kuat sehingga mempersulit proses tracing dan testing di samping kendala jumlah petugas.

Untuk itu, dirinya meminta masyarakat untuk lebih terbuka, jujur kepada tenaga kesehatan untuk memudahkan siapa saja yang kontak erat dan perlu untuk ditest.

Halaman:

Editor: Edyna Ratna Nurmaya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X