UNGARAN, suaramerdeka.com - Tim Pekerjaan dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) PT PLN Unit Pelaksana Transmisi (UPT) Semarang terus melakukan perawatan konduktor maupun isolator yang ada di gardu induk serta tower penghantar tegangan tinggi maupun tegangan ekstra tinggi (TT/TET). Perawatan serta pemeliharaan tersebut dilakukan tanpa memadamkan aliran listrik, sehingga masyarakat tetap bisa menikmati pasokan listrik.
Manager Bagian PDKB UPT Semarang, Mansyur Afif mengatakan, sampai kemarin siang Tim PDKB UPT Semarang sedang melakukan perbaikan elemen konduktor jumper yang terdeteksi mengalami panas tidak wajar ( hot spot ) pada Tower 396 Fasa T Sutet Ungaran-Pemalang I yang berlokasi di Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal. Di lokasi tadi, dikerahkan tim yang beranggotakan 10 personel lengkap dengan Pengawas Pekerjaan, Abdul Jawad dan Pengawas K3 Muh Mukhlas Anshori.
“Perbaikan dan pemeliharaan yang dimaksud lebih pada merawat konduktor dan isolator yang butuh perawatan imbas perubahan karena reaksi kimia atau korosi. Kemudian karena usia pemakaian, dan rusak tersambar petir,” kata Mansyur Afif Mansyur Afif ketika ditemui di UPT Semarang - UP2B Jawa Tengah & DIY, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (22/8) siang.
Korosi bisa saja terjadi, menyusul lokasi tower berada di sekitar pantai atau laut dan pabrik. Apabila ada indikasi hot spot , lanjut dia, dan itu tidak segera diperbaiki maka jaringan dan saluran tegangan yang ada bisa saja terputus, sehingga dapat mengakibatkan pemadaman listrik di suatu wilayah.
“ Hot spot bisa berimbas pada pemadaman listrik kalau tidak segera diperbaiki. Lokasi yang perlu perawatan dan perbaikan, dapat diketahui pada sistem yang ada di gardu induk dan hasil laporan inspeksi petugas di lapangan,” paparnya.
Selain menyiagakan Tim PDKB selama 24 jam pihaknya juga sudah membentuk tim inspeksi yang setiap hari melakukan penyisiran di sepanjang area penghantar. Dari inspeksi, dapat diketahui kelengkapan dan fungsi berbagai perangkat yang terpasang di tower.
“Semisal ada isolator yang pecah, tidak bisa terdeteksi dari gardu induk. Terdeteksinya ya dari tim inspeksi yang datang ke sana. Berbeda jika rusak karena gangguan petir, itu bisa terdeteksi di sistem melalui perangkat proteksi yang terpasang di masing-masing tower,” terang dia.
Di samping melakukan perawatan dan perbaikan, Mansyur Afif menuturkan, tim yang berada di lapangan juga aktif memberikan sosialisasi kepada masyarakat berkaitan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2019, tentang perubahan atas Permen ESDM Nomor 18 Tahun 2015 terkait ruang bebas dan jarak aman minimum pada saluran udara tegangan tinggi, saluran udara tegangan ekstra tinggi, dan saluran udara tegangan tinggi arus searah untuk penyaluran tenaga listrik.