SEMARANG, suaramerdeka.com - Kelompok seni tradisi wayang orang (WO) Ngesti Pandowo genap berusia 82 tahun. Pada Senin (1/7) kemarin diperingati secara sederhana dengan ditandai pemotongan tumpeng dan ziarah ke makam para pendiri Ngesti Pandowo di TPT Bergota.
Pimpinan WO Ngesti Pandowo, Djoko Moeljono SH dalam sambutannya berharap, kedepannya kiprah generasi muda penerus Ngesti Pandowo yang tergabung dalam Laskar Muda akan menjadi harapan baru keberlangsungan grup kesenian tradisi ini. "Usia 82 itu tidak sedikit. Kami selalu terbuka untuk anak-anak muda yang akan bermain wayang," kata Djoko Moeljono.
Pemotongan tumpeng menandai peringatan itu berlangsung di Gedung Ki Narto Sabdo, kompleks TBRS Semarang. Djoko Meljono selaku pimpinan Ngesti menyerahkan potongan tumpeng kepada wakil Laskar Muda Ngesti Pandowo, pemain muda berbakat Fitri, sebagai simbol kejayaan Ngedti.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk merayakan ultangtahunnya, WO Ngesti Pandowo menyelenggarakan pentas luas biasa, kolaborasi antara Laskar Muda dengan para tokoh lintas profesi yang akan berlangsung Sabtu (6/7). Mengangkat judul "Tahta Hastinapira" (dari episode Mahabarata). WO Ngesti Pandowo ini berdiri di Maospati Madiun 1 Juli 1937. Di Indonesia, selain Ngesti, adalah WO Sriwedari (Solo) dan Bharata (Jakarta).