Berlangsung Meriah, Perpaduan Tiga Budaya Bertemu di Kirab Budaya Dugderan Semarang 2023

- Rabu, 22 Maret 2023 | 13:52 WIB
Pemukulan bedug tanda masuk bulan Ramadhan saat prosesi Dugderan sekarang dilakukan di Aloon-aloon Masjid Agung Semarang sesuai sejarahnya dulu. (Foto suaramerdeka.com /Cun Cahya).
Pemukulan bedug tanda masuk bulan Ramadhan saat prosesi Dugderan sekarang dilakukan di Aloon-aloon Masjid Agung Semarang sesuai sejarahnya dulu. (Foto suaramerdeka.com /Cun Cahya).

SEMARANG, suaramerdeka.com – Kirab budaya Dugderan kembali digelar oleh pemerintah kota Semarang pada Selasa, 22 Maret 2023.

Budaya Arab, Jawa, dan China bertemu pada prosesi kirab budaya Dugderan 2023 ini.

Perpaduan tiga budaya tersebut terlihat dari sejumlah tarian dan busana para peserta pawai Dugderan.

Rute pawai dimulai pukul 13.30 dari Balai Kota Semarang – Jalan Pemuda – Bank Mandiri – Queen City - Masjid Agung Semarang – Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).

Baca Juga: Mari Raih Banyak Pahala di Bulan Ramadhan dengan Melakukan 4 Ibadah Ini

Tahun ini tradisi Dugderan digelar lebih meriah dengan adanya kirab budaya setelah tiga tahun ditiadakan akibat pandemi Covid-19.

Prosesi kirab Dugderan diawali oleh pembukaan, atraksi barongsai, dan tari Gebyar Dugder di halaman Balai Kota Semarang.

Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu bertindak sebagai Kanjeng Ratu Nimas Tumenggung Purbodiningrum dalam upacara pembukaan Dugderan.

Kemudian kirab diikuti oleh kereta kencana yang dikendarai Wali Kota Semarang, pasukan Merah Putih,

Rampak Warak, pasukan srikandi Sorogeni, pasukan Bregada Watang, pasukan berkuda, pasukan Bregada Yudonegoro, iring-iringan andong, barongsai, dan barisan komunitas kota Semarang.

Baca Juga: 5 Hal yang Dilarang Dilakukan Saat Berpuasa Ramadan, Jangan Sampai Bikin Puasa Anda Batal Yahhh!

Dugderan sebagai perayaan multikultural tentunya tidak lepas dari maskot yang menjadi ikon dari pawai ini, yaitu Warak Ngendog.

Warak ngendog merupakan hewan mitologi berkaki empat mirip seperti kambing dengan kepala naga dan berbadan unta yang melambangkan perpaduan kultur Arab, Jawa, dan China (Arwana).

Warag sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Warag yang artinya suci. Sementara ngendog dalam bahasa jawa berarti bertelur.

Maskot ini memiliki makna harmonisasi antar etnis terutama tiga budaya yang ada di Semarang sehingga membuka jaringan kontak budaya yang lebih intensif.

Halaman:

Editor: Ahmad Rifki

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pelaku UMKM Dilatih Digital Marketing

Rabu, 31 Mei 2023 | 16:41 WIB

Isu Lingkungan Jadi Bahasan ICE-BEES 2003

Selasa, 30 Mei 2023 | 12:47 WIB
X