Gelar Prosesi Dugderan, Pemkot Semarang Lakukan Penutupan Jalan dan Rekayasa Lalu Lintas

- Senin, 20 Maret 2023 | 18:10 WIB
Denah penutupan jalan pada prosesi dugderan, Selasa (21/3/2023). (SM.dok)
Denah penutupan jalan pada prosesi dugderan, Selasa (21/3/2023). (SM.dok)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Pemerintah Kota Semarang akan melakukan penutupan beberapa ruas jalan dan melakukan rekayasa lalu lintas menyusul adanya penyelenggaraan prosesi Dugderan, Selasa (21/3/2023).

Rekayasa lalu lintas tersebut dilakukan mengingat prosesi Dugderan yang berupa pawai akan dilangsungkan di tiga tempat secara berurutan.

Prosesi Dugderan dimulai dari halaman Balai Kota Semarang, Aloon Aloon Masjid Agung Semarang, hingga lokasi akhirnya akan berlangsung di Masjid Agung Jawa Tengah.

Baca Juga: Ingin Daun Aglonema Glowing Mengkilap Bikin Kalap ? Cukup Siapkan 2 Bahan Ini, Mudah dan Murah Didapat

Adapun penutupan jalan akan dilakukan di sepanjang Jalan Pemuda sampai dengan Masjid Kauman mulai pukul 13.00 WIB sampai dengan selesainya prosesi Dugderan.

Sementara rekayasa lalu lintas yang akan diberlakukan antara lain Jalan Indraprasta dibuat menjadi dua arah dari pukul 13.00 WIB hingga selesai.

Kemudian arus lalu lintas dari Jalan Gajah Mada akan dialihkan ke kiri ke Jalan Depok atau ke Jalan Pemuda dan masuk ke Jalan MH. Thamrin.

Baca Juga: 6 Keistimewaan Weton Senin Kliwon yang Besok Selasa Legi, Punya Bakat Cerdas Jangan Mau Jadi Sekretaris

Selanjutnya arus lalu lintas dari jalan Imam Bonjol (Stasiun Poncol) dialihkan tidak masuk ke Jalan Pemuda dan dialihkan ke Jalan Indraprasta (2 arah).

Sedangkan arus dari Jalan Indraprasta dialihkan menuju jalan Imam Bonjol dan arus dari Tugu Muda menuju Jalan Imam Bonjol dialihkan ke kiri Jalan Indraprasta atau lurus ke Jalan Imam Bonjol (Stasiun Poncol).

Rekayasa lalu lintas ini penting karena dalam pelaksanaan kirab budaya Dugderan nantinya tidak menggunakan kendaraan bermesin.

Baca Juga: Bocoran 7 Tanaman Pengusir Nyamuk di Rumah, Nomor 6 Belum Banyak yang Tahu

Semuanya menggunakan transportasi tradisional dari Balaikota menuju Alun-alun Masjid Agung Semarang.

Hal ini dimaksudkan selain untuk menjaga lingkungan juga mengulang memori kolektif tradisi Prosesi Dugder yang pernah diselenggarakan pada masa Bupati Semarang di era Kanjeng Raden Mas Arya Adipati Purbaningrat pada tahun 1881 M.

Halaman:

Editor: Hendra Setiawan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Pelaku UMKM Dilatih Digital Marketing

Rabu, 31 Mei 2023 | 16:41 WIB

Isu Lingkungan Jadi Bahasan ICE-BEES 2003

Selasa, 30 Mei 2023 | 12:47 WIB
X