Pitutur: Gusti Mboten Sare

- Jumat, 3 Februari 2023 | 08:22 WIB
Dr KH Ahmad Darodji MSi, Ketua Umum MUI Jawa Tengah. (foto: dok penulis)
Dr KH Ahmad Darodji MSi, Ketua Umum MUI Jawa Tengah. (foto: dok penulis)

ADA yang melengkapi pitutur di atas dengan kalimat "Gusti Allah mboten sare" Ada juga yang mengucapkannya dengan bahasa Jawa ngoko "Gusti Allah ora sare".

Tuhan memang tidak mungkin tidur. Tuhan menciptakan dan menciptakan, menentukan kadar yang tepat untuk ciptaanNya itu, seperti kadar pedas yang ada lombok (cabe) yang kita tanam bahkan perbedaan pada masing-masing jenis lombok, termasuk warnanya, juga pada mangga, pada padi sejak dari benih sehingga menjadi pohon yang berbuah.

Pada terik matahari yang kita perlukan untuk mengeringkan baju kita bahkan menjadi energi tenaga surya.

Pada mobil yang kita kendarai, pada rumah yang kita bangun, pada siklus kehidupan manusia dan pada semua ciptaanNya, termasuk kapan dimulai dan kapan diakhiri, serta dimulai bagaimana dan diakhiri dengan kondisi bagaimana. Tentu Tuhan tidak pernah sare.

Baca Juga: KH Mustahal, Sosok Ulama Istiqomah

Masyaallah betapa luas dan hebatnya kepercayaan itu mampu diungkapkan dengan kalimat yang pendek, Gusti mboten sare.

Pitutur ini menggambarkan bahwa para sesepuh kita itu sudah menyadari keterbatasan mereka serta memiliki keyakinan akan adanya kekuatan dan kekuasaan jauh di atas kekuatan dan kekuasaan mereka seperti disampaikan di depan.

Bukan hanya pengakuan akan keterbatasan diri dan kepercayaan akan kemahakuasaan Tuhan, pitutur itu juga dipakai untuk menanamkan kesabaran, optimisme dan meredam emosi serta keputusasaan

Kalau seseorang mengaduh karena sakit, mungkin sudah berusaha dengan berbagai pengobatan belum juga sembuh maka orang akan mengajaknya bersabar dengan ucapan Gusti mboten sare.

Baca Juga: Kapan Puasa Ayyamul Bidh bulan Rajab 2023? Simak Jadwal, Dalil, Niat dan Tata Caranya

Artinya insyaallah pada saatnya Tuhan akan memberikan kesembuhan, atau mungkin dengan sakit yang masih dideritanya itu Tuhan memberikan hikmah yang lain.

Ketika orang dizalimi, dan ini yang terbanyak, orang akan memberikan optimisme dengan pitutur itu.

Artinya kezaliman itu tidak dikendaki oleh Tuhan, karena itu Tuhan pasti akan mengakhiri kezaliman itu. 

Kita kadang juga mendengar orang mengumbar keangkara murkaannya dan hampir tak ada yang berani meluruskannya, maka kita akan mengucapkan Gusti mboten sare, artinya ada permohonan dalam ucapan kita itu agar Tuhan menghentikannya. 

Baca Juga: SIMAK! Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Bulan Rajab 1444 H / 2023, Niat, Tata Cara, Waktu Berbuka dan Keutamaannya

Halaman:

Editor: Rosikhan Anwar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X