KH Mustahal, Sosok Ulama Istiqomah

- Jumat, 3 Februari 2023 | 08:16 WIB
KH Mustahal Asy’ari adalah salah satu pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Wonosobo (suaramerdeka.com/dok)
KH Mustahal Asy’ari adalah salah satu pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Wonosobo (suaramerdeka.com/dok)

KH MUSTAHAL ASY'ARI adalah salah satu pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Wonosobo.

Urut-urutan kepengasuhan PPTQ Al-Asy’ariyyah adalah sebagai berikut: KH Muntaha bin Nida’ Muhammad (1832-1859), KH Abdurrochim bin Muntaha (1860-1916), KH Asy’ari bin Abdurrochim (1917-1949), KH Muntaha bin Asy’ari (1950-2004), dan KH Mustahal bin Asy’ari (2005-2009).

Bayi mungil Mustahal dilahirkan pada tahun 1926, yakni selang 14 tahun dari kelahiran sang kakak KH Muntaha. Pada kemudian hari, dua kakak beradik itu bersama-sama mengurus dan membina santri yang mondok di PPTQ Al-Asy'ariyyah.

Semasa KH Muntaha menjadi pengasuh pesantren, KH Mustahal mendampingi sang kakak yang fokus mengajar para santri hufadz (penghafal Al-Qur’an).

Baca Juga: Kiai Muslich Karangsuci, Perintis Kanwil Kemenag RI

Adapun KH Mustahal, atau akrab dengan sapaan Mbah Mus, memilih fokus pada pengajaran kitab kuning.

"Semasa hidupnya, Mbah Mus itu konsen mengajar kitab kuning kepada para santri," kata Agus Aoladi Mubarok, salah seorang kerabat.

Berikut adalah riwayat ringkas perjalanan hidup KH Mustahal.

Mustahal kecil menuntut ilmu kepada kedua orang tuanya sendiri. Pada usia 20-an tahun, yakni pada 1946, remaja Mustahal nyantri kepada KH Muntaha di Parakan Temanggung.

Baca Juga: Yuk Mari Baca dan Amalkan Doa Mustajab, Maka Allah SWT Berikan Rezeki dari Segala Sudut Bumi

Setahun kemudian, Mustahal muda meneruskan nyantri kepada KH Ma’sum di Pesantren Lasem Rembang (1947-1951).

Selepas dari Lasem, pemuda Mustahal memperdalam ilmu keagamaan di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.

Di pesantren ini, sekira tiga tahun lamanya ia berguru kepada: KH Ali Maksum, KH Abdullah Affandi, dan KHR Abdul Qodir.

Konon, semasa mondok dan belajar di pesantren, santri Mustahal tidak makan nasi. Konon, tirakat "puasa ngrowot" ini dilakoninya sekitar 13 tahun.

Baca Juga: SIMAK! Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Bulan Rajab 1444 H / 2023, Niat, Tata Cara, Waktu Berbuka dan Keutamaannya

Halaman:

Editor: Rosikhan Anwar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X