Kiai Umar Bobosan, Pernah Jadi Lurah Pondok Tremas

- Kamis, 22 Desember 2022 | 19:23 WIB
Kiai Umar Bobosan. (suaramerdeka.com/dok)
Kiai Umar Bobosan. (suaramerdeka.com/dok)

SELASA LEGI, 30 Desember 1986, kaum muslim Kabupaten Banyumas kehilangan salah seorang tokoh panutan.

Kiai, mubalig sekaligus mursyid Tarekat Syadziliyah berpulang ke hadirat Ilahi.

Beliau adalah KH Umar Djalil, yang berdomisili di Kelurahan Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara.

Semasa hidupnya, Kiai Umar Djalil dikenal sebagai guru sekaligus juru dakwah alias mubalig.

Ceramah dari kampung ke kampung dilakoninya penuh suka-cita. Saat itu mubalig lokal masih terbilang langka.

Baca Juga: Pengalaman Adalah Guru Terbaik

“Selama bulan Rajab dan Mulud ayah saya banyak mengisi pengajian di berbagai tempat,” tutur H Alwi Hud, putera sulung almarhum.

“Saya sering memboncengkan beliau naik sepeda ke tempat pengajian. Tak jarang, kami masih harus melanjutkan dengan berjalan kaki, di bawah penerangan obor,” kenang Alwi.

Selain alim, sosok kelahiran 1920 ini juga dikenal tegas dan teguh memegang prinsip.

Di antara ulama pada zamannya, Kiai Umar boleh dibilang ia paling muda.

Teman seangkatan saat belajar di pesantren adalah almarhum KH Sya’roni Rawalo.

Baca Juga: Pitutur: Aja Mburu Kidang Mlayu

Lurah Pondok

Intelektualitas santri muda Umar Djalil sudah tampak semenjak menjadi santri di pesantren.

Betapa tidak? Saat nyantri di Pesantren Tremas ia dipercaya sebagai Lurah Pondok.

Halaman:

Editor: Rosikhan Anwar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kemandirian dalam Pernikahan Usia Dini

Kamis, 18 Mei 2023 | 19:30 WIB

KH Abul Fadhol, Ulama Zuhud Kelahiran Sedan

Kamis, 18 Mei 2023 | 19:23 WIB

Penamaan Tipologi Masjid di Indonesia

Kamis, 18 Mei 2023 | 18:51 WIB
X