SELASA LEGI, 30 Desember 1986, kaum muslim Kabupaten Banyumas kehilangan salah seorang tokoh panutan.
Kiai, mubalig sekaligus mursyid Tarekat Syadziliyah berpulang ke hadirat Ilahi.
Beliau adalah KH Umar Djalil, yang berdomisili di Kelurahan Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara.
Semasa hidupnya, Kiai Umar Djalil dikenal sebagai guru sekaligus juru dakwah alias mubalig.
Ceramah dari kampung ke kampung dilakoninya penuh suka-cita. Saat itu mubalig lokal masih terbilang langka.
Baca Juga: Pengalaman Adalah Guru Terbaik
“Selama bulan Rajab dan Mulud ayah saya banyak mengisi pengajian di berbagai tempat,” tutur H Alwi Hud, putera sulung almarhum.
“Saya sering memboncengkan beliau naik sepeda ke tempat pengajian. Tak jarang, kami masih harus melanjutkan dengan berjalan kaki, di bawah penerangan obor,” kenang Alwi.
Selain alim, sosok kelahiran 1920 ini juga dikenal tegas dan teguh memegang prinsip.
Di antara ulama pada zamannya, Kiai Umar boleh dibilang ia paling muda.
Teman seangkatan saat belajar di pesantren adalah almarhum KH Sya’roni Rawalo.
Baca Juga: Pitutur: Aja Mburu Kidang Mlayu
Lurah Pondok
Intelektualitas santri muda Umar Djalil sudah tampak semenjak menjadi santri di pesantren.
Betapa tidak? Saat nyantri di Pesantren Tremas ia dipercaya sebagai Lurah Pondok.
Artikel Terkait
Kiai Chamid Beji, Ulama Jawa Kelahiran Serawak
Kiai Syakur, Santri Senior Mbah Malik Kedungparuk
Humor Gus Dur: Sang Kiai Muda Berburu Dan Bertemu Harimau
Kiai Samanhudi, Saudagar Pejuang dari Surakarta
Kiai Mukhlis Lesmana, Karya Tulisnya Tak Terpublikasi