SEMARANG, suaramerdeka.com - Akhir-akhir ini banyak terjadi peristiwa buruk mencuat dari pondok pesantren.
Di antaranya kekerasan seksual pada santri putri.
Namun perhatian publik cenderung kepada pelaku.
Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Panitia Silatnas III Bu Nyai Nusantara, Nyai Hajjah Royannach Ahal, saat rapat panitia di Semarang, Jumat, 4 November 2022.
Baca Juga: Tingkatkan Imun, Santri Putri Ponpes Nurul Amin Senam Bersama Mahasiswa KKN MIT DR XII Kelompok 30
Menurut Pengasuh Ponpes Putri Permata, Kajen Margoyoso, Pati, Jawa Tengah itu, pelaku dihujat, pemerintah turun tangan, norma hukum ditegakkan.
Ketika pelaku dijatuhi hukuman berat, masyarakat merasa sudah puas.
Padahal yang harus lebih diperhatikan, kata dia, adalah korbannya.
Si korban sudah pasti bubrah kegiatan belajarnya, kacau jadwal ngajinya.
Artikel Terkait
Kiai Zain, Generasi Penerus Pesantren Darussalikin Wonosobo
Keren, Pengasuh dan Santri Pesantren Fadlul Fadlan Mijen Semarang Mendapatkan Ijazah dari Ulama Asal Yaman
PKB Protes Tak Ada Anggaran Untuk Pondok Pesantren di Kota Semarang
Pesantren Birrul Walidain
PKB Minta Pemkot Semarang Tingkatkan Perhatian kepada Pesantren
Kiai Ibrahim Jawar, Perintis Dua Pesantren
FKPP Siap Jadikan Pondok Pesantren Tempat Pembangunan SDM Tangguh Cinta NKRI