Jogo Tonggo, Kesetiakawanan Sosial di Masa Covid-19

- Kamis, 1 Juli 2021 | 21:47 WIB
Sekretaris MUI Jawa Tengah, Dr Ummul Baroroh MAg. (suaramerdeka.com/dok)
Sekretaris MUI Jawa Tengah, Dr Ummul Baroroh MAg. (suaramerdeka.com/dok)

SAAT ini kita masih dalam masa ujian pandemic Covid -19, yang belum diketahui kapan akan berakhir, bahkan sedang mengalami kenaikan pesat gelombang kedua.

Gubernur Jawa Tengah menginstruksikan semua Kabupaten/Kota untuk waspada, bahkan pemerintah pusat pun memberlakukan PPKM Darurat Jawa-Bali, 3-20 Juli untuk ikhtiar menekan penyebaran virus covid-19.

Tentu sebagai warga negara dan warga masyarakat kita wajib dengan sadar mematuhinya.

Hal yang terpenting, ketika terpapar covid, siapapun harus mengisolasi diri, tidak boleh keluar rumah, pasar, toko dan sebagainya.

Dia harus tercukupi dengan makanan yang bergizi, buah sayur dan lauk tinggi protein untuk meningkatkan kekebalan tubuhnya, agar segera sembuh dari covid.

Isolasi tidak cukup dua atau tiga hari tetapisampai 14 hari. Karena dia tidak bisa keluar memenuhi kebutuhannya sehari hari, kiranya tepatlah kebijakan pemerintah kota/kabupaten sampai tingkat RT dan Dawis untuk melakukan Jaga tetangga (peduli tetangga).

Jaga tetangga ini dimaksudkan untuk memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan hidup saudara kita yang sedang terpapar.

Pelaksanaan jaga tetangga ini tentunya yang paling utama harus dilakukan oleh kita yang berada di sekitar tempat tinggal yang terpapar virus corona tersebut.

Dengan kepedulian kita itu, mereka yang sedang melakukan isolasi dapat tercukupi kebutuhanya sehari-hari sehingga tetap mereka sehat, tanpa harus pergi ke pasar atau toko.

Tanpa kepedulian oleh kita sebagai tetangga, mereka pasti akan keluar rumah untuk memenuhi kebutuhannya (yang tidak mungkin ditunda) sehingga interaksipun tidak bisa dihindari.

Dan hal ini tentu akan mempermudah penularan virus kepada orang lain sehingga wabah corona semakin meluas, mengancam semuanya.

Dengan terpenuhi kebutuhan, mereka dapat dengan tenang berada di rumah, sehingga kemungkinan penularan virus karena interaksi dengan orang lain dapat terhindarkan. Hal ini tentunya akan cepat membantu upaya menghentikan pandemi, penyebaran virus.

Pada hakikatnya, jaga tetangga merupakan budaya asli Indonesia. Jaga tetangga memiliki akar budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yaitu gotong royong (sambatan, Jawa), yang maknanya adalah saling membantu, saling menolong, saling menjaga.

Kalu ada yang kesulitan, tetangga membantu, menolongnya, tanpa diminta. Jadi gotong royong itu asli genuine ruh orang Indonesia di mana pun berada. Karena itulah bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang ramah, dan suka membantu sesama, tanpa diminta, muncul dari kesadaran diri mereka.

Budaya jaga tetangga ini sejalan dengan ajaran agama Islam. Hal ini dinyatakan dalam al-Qur’an (5:2)

Halaman:

Editor: Rosikhan Anwar

Tags

Terkini

Kemandirian dalam Pernikahan Usia Dini

Kamis, 18 Mei 2023 | 19:30 WIB

KH Abul Fadhol, Ulama Zuhud Kelahiran Sedan

Kamis, 18 Mei 2023 | 19:23 WIB

Penamaan Tipologi Masjid di Indonesia

Kamis, 18 Mei 2023 | 18:51 WIB
X