Lebih lanjut, Tjen Lay menerangkan bahwa sebelumnya umat menggelar upacara untuk mendoakan arwah para leluhur.
Adapun arwah yang didoakan bukan hanya arwah keluarga, melainkan arwah secara umum termasuk yang tidak lagi mendapatkan perhatian keluarganya.
"Bisa juga karena mereka tidak memiliki keluarga," ujarnya.
Sementara itu, dalam ritual tersebut disiapkan berbagai macam sesaji.
Antara lain berupa makanan, lauk pauk, buah-buahan, daging, dan berbagai jenis minuman.
Sesaji yang menyerupai makan besar itu ditata secara rapi di atas meja.
Baca Juga: Kisah Sejarah; Kebyar kebyar, Tema Patriotik Gombloh yang Jadi Evergreen Song
Ketua Yayasan TITD Kong Hwie Kiong Sugeng Budiawan menambahkan, sembahyang King Ho Ping juga dimaksudkan agar manusia selalu ingat asal usulnya dan tidak lupa balas budi atas jasa para leluhur.
Sebab, sebelum mengenal siapa-siapa, orangtua dan keluarga sudah berjasa besar merawat.
"Maka sudah sepantasnya, kita membalas jasa mereka dengan berbakti meski mereka sudah meninggal," ujarnya seraya menyebutkan selain mendoakan arwah juga berbagi rejeki kepada warga yang kurang beruntung.
Artikel Terkait
Jelang Imlek, Kelenteng Kong Ling Bio Bersihkan Rupang
Ribuan Orang Saksikan Festival Cheng Ho di Kelenteng Sam Poo Kong