Peringatan Karbala Jadi Tradisi Bulan Suro Mengenang Syahidnya Sayidina Hussein Cucu Nabi Muhammad SAW

- Senin, 1 Agustus 2022 | 06:37 WIB
Ilustrasi : Gugurnya Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW di Perang Karbala. (dok. Tangkapan layar islamindonesia.id)
Ilustrasi : Gugurnya Husain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW di Perang Karbala. (dok. Tangkapan layar islamindonesia.id)

suaramerdeka.com - Umat muslim di beberapa negara merayakan Tahun Baru Islam yang diperingati setiap 1 Muharram dengan tradisi yang berbeda-beda.

Para muslim di Jeddah, Arab Saudi, memiliki tradisi menyajikan segelas susu di pagi hari. Tujuannya, agar sisa tahun tetap bersih dan putih.

Lalu di siang hari, mereka menyajikan makanan yang didominasi warna hijau (Mulukhia) dengan harapan sisa tahun tahun akan diberkati).

Baca Juga: Terawangan Dewa, Ramalan Prediksi 4 Shio Ini akan Banjir Cuan Semua Urusan Beres di Bulan Agustus 2022

Ada juga muslim yang memperingati hari penting, 10 Muharram atau yang dikenal sebagai Asyura yakni saat pertempuran Karbala terjadi pada 61 H dari kalender Islam.

Pertempuran itu mempertemukan tentara kalifah Umayyah kedua Yazid I dan pasukan kecil yang dipimpin Hussein ibn Ali, Cucu Nabi Muhammad SAW. Hussein terbunuh di pertempuran itu.

Muslim di Timur Tengah yang menganut Syiah biasanya saat itu menunjukkan kesedihan atas meninggalnya Hussein,

sementara muslim Sunni akan mengucapkan doa pujian kepada nabi untuk menghormatinya.

Baca Juga: Awali Bulan Agustus, Baca Prediksi Ramalan Bintang 6 Zodiak yang Mendapat Kesuksesan Keuangan

Sementara sebagian muslim di Indonesia memilih berkirim ucapan selamat tahun baru dan saling mendoakan kebaikan satu sama lain melalui pesan elektronik ataupun cuitan di media sosial.

Masih di Indonesia, sebagian muslim di berbagai daerah biasanya menyajikan kuliner khas di tanggal itu.

Umat Islam di Gorontalo misalnya, yang akan menyajikan kue apangi atau apem yang berbahan dasar tepung beras dan gula merah.

Baca Juga: Baca Prediksi Weton Jawa di Senin 1 Agustus 2022 Dinaungi Berkah Mukjizat Suro, Raih Kejayaan Hidup

Gula merah melambangkan keberanian atau pengorbanan sementara kue apem berwarna putih sebagai simbol kesucian.

Masyarakat di Semarang, umumnya menyajikan tumpeng dengan berbagai lauk pauk dan menggelar perayaan.

Halaman:

Editor: Ahmad Rifki

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kilau Kalam: Mendulang Keberkahan Rizki

Jumat, 31 Maret 2023 | 05:25 WIB

Kilau Kalam: Mewaspadai Candu Duniawi

Kamis, 30 Maret 2023 | 08:10 WIB
X