SEMARANG, suaramerdeka.com - Bagi warga kota Semarang dan penganut kejawen, sudah tidak asing dengan tempat ritual Tugu Suharto.
Di sekitar Tugu Soeharto, masyarakat penganut kejawen terutama saat malam 1 Suro kerap berendam (kungkum) untuk ngalap berkah.
Namun sebelum dilakukan ritual kungkum, jelang sore malam 1 Suro, dilakukan doa bersama dengan nasi tumpeng.
Baca Juga: Tempat Ritual 1 Suro, Tugu Soeharto Jadi Tujuan Warga Ngalap Berkah
Kemudian dilakukan menebar ikan berbagai jenis: mujahir, mas, dan lain-lain sebagai bentuk merawat atau melestarikan sungai.
Lalu mulai maghrib malam 1 Suro, warga mulai kungkum di Sungai Garang sekitar Tugu Soeharto.
Lantas apa kaitannya Tugu Soeharto sebagai tempat ritual penganut kejawen dengan nama mantan Presiden RI itu?
Baca Juga: Siap-siap Bahagia, 5 Zodiak Ini Bakal Bener-bener Bahagia Meraih Rezeki di Akhir Juli 2022
Dikutip dari berbagai sumber, lokasi tempat berdiri Tugu Suharto yaitu pertemuan Sungai Ungaran dan Sungai Kreo disebut Sungai Garang atau Kali Garang, menjadi tempat persembunyian dan semedi Soeharto untuk menghindari kejaran tentara Belanda.
Keberadaan Soeharto di lokasi itu justru tidak diketahui tentara Belanda di masa agresi militer.
Sehingga lokasi tersebut kemudian dipercaya mampu melindungi dari mara bahaya, dan selanjutnya jadi tempat ritual para penganut kejawen.
Baca Juga: Hore, 5 Zodiak Ini Akan Mendapatkan Hujan Kebahagiaan di Akhir Juli 2022
Kebetulan Soeharto yang kemudian pernah menjadi pangdam di tahun 1958 adalah murid guru spiritual Romo Diyat.
Di lokasi tersebut kemudian didirikan tetenger berupa tugu yang disebut Tugu Suharto.
Selanjutnya warga banyak yang berdatangan ke Tugu Suharto untuk ngalap berkah.
Artikel Terkait
Malam Satu Suro, Pengakuan Warga: Pak Harto Pernah 'Kungkum' di Kawasan Sungai Tugu Soeharto
Kungkum Malam 1 Suro di Tugu Soeharto, Tradisi Orang Semarang Buang Sial dan Terhindar Penyakit
Tempat Ritual 1 Suro, Tugu Soeharto Jadi Tujuan Warga Ngalap Berkah