Pelaksanaan kegiatan dwi-tahunan itu pun selalu berlangsung meriah.
Adanya kompetisi Al-Qur’an ini merupakan salah satu bentuk resepsi estetis dari masyarakat, yang kemudian dipatenkan oleh pemerintah sebagai agenda rutin dimana masyarakat dari segala lapisan dapat turut serta untuk meramaikan kegiatan yang diadakan setiap dua tahun sekali ini.
Konsep resepsi estetis adalah bagian dari teori sastra. Resepsi adalah penerimaan atas sebuah teks sastra, termasuk di dalamnya teks suci Al-Qur’an dan efek yang dihasilkan.
Adapun kajian tentang efek sebuah teks, dalam teori resepsi, harus mengikutsertakan peran pembacanya.
Sedangkan estetis adalah proses penerimaan dengan mata ataupun telinga, pengalaman seni, serta cita rasa akan sebuah objek ATAU penampakan.
Semoga kita mendapatkan barokahnya Al-Qur’an amin.
*Agus Fathuddin Yusuf, (Wartawan Suara Merdeka, Sekretaris MUI Jawa Tengah dan Dosen FISIP Universitas Wahid Hasyim Semarang)