Menteri Agama
Menutip dari laman mtq28.sumbarprov.go.id, sejak 1968, oleh Menteri Agama kala itu H Muhammad Dahlan (salah seorang Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) MTQ dilembagakan secara nasional.
MTQ pertama diselenggarakan di Makassar pada bulan Ramadan tahun 1968. Saat itu, hanya melembagakan tilawah dewasa dan melahirkan Qari Ahmad Syahid dari Jawa Barat dan Muhammadong dari Sulawesi Selatan.
MTQ kedua diselenggarakan di Banjarmasin pada 1969 dan MTQ ketiga dilaksanakan di Jakarta pada tahun 1970. Dalam perjalanannya, rentang waktu pelaksanaan MTQ berubah-ubah.
Sejak tahun 1968 sampai dengan 1977, MTQ nasional dilaksanakan setiap tahunnya di kota yang berbeda. Setelah tahun 1977 (setelah pelaksanaan MTQ di Manado, Sulawesi Utara), MTQ dilaksanakan dua tahun sekali hingga tahun 1985.
Setelah 1985, pelaksaanaan MTQ dilaksanakan tiga tahun sekali hingga tahun 2006. Dan sejak 2006 sampai sekarang, pelaksanaan MTQ nasional kembali dilaksanakan dua tahun sekali.
Pelaksanaan MTQ Nasional Ke-28 dilakukan di Sumatera Barat, tepatnya di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman. Sumatera Barat untuk kali kedua sebagai tuan rumah setelah tahun 1983 dan 2020.
Dalam perjalanannya, pelaksanaan MTQ mengalami banyak perkembangan, tidak hanya lagu yang dilombakan, juga termasuk cerdas cermat, pidato, kaligrafi dan lain-lain.
Pada awalnya dalam MTQ hanya melombakan satu cabang yaitu seni baca Al-Qur’an atau dikenal tilawah.
Kini sejalan dengan perkembangan waktu, sedikitnya tiap daerah akan bermusabaqah di 16 cabang yaitu tartil Al-Qur’an, tilawah anak-anak, tilawah remaja dan tilawah dewasa juga tilawah tuna netra.
Masing-masing golongan putra dan putri. Selanjutnya cabang qiraat mujawwad dewasa, qiraat muratal remaja dan qiraat muratal dewasa.
Cabang hafalan satu juz dan tilawah, hafaalan lima juz dan tilawah. Hafalan (tahfidz) 10 juz, 20 juz dan 30 juz.
Tafsir Bahasa Inggris dan hafalan 15, Tafsir Bahasa Indonesia dan hafalan 3, Tafsir Bahasa Arab dan hafalan 3 juz.
Fahm Al-Qur’an, Syarh Al-Qur’an, Seni Kaligrafi Al-Qur’an terbagi naskah, hiasan mushaf, dekorasi dan kontemporer. Cabang selanjutnya yaitu karya tulis ilmiah Al-Qur’an mahasiswa.
Dalam skala regional, nasional dan internasional di Indonesia, pelaksanaan kegiatan ini selalu mendapat sumbangan moril dan juga dukungan finansial dari pemerintah serta para sponsor.