ARTI bahasa dari pitutur tersebut yaitu memikul atau mengangkat tinggi-tinggi dan mengubur dalam-dalam.
Dengan pitutur tersebut para sepuh yang arif itu mengajari
agar mengenang dan menyebar luaskan kabaikan siapapun termasuk yang sudah meninggal.
Kebaikan seseorang dipikul tinggi-tingginya. Artinya berusaha menampakkan kebaikan dan jasa-jasanya, supaya bisa mengambil pelajaran dan meniru kebaikan itu serta mengajarkannya kepada yang lain.
Bukankah menjadi kewajiban setiap orang untuk mengajarkan hal-hal yang baik kepada setiap orang ?
Sejalan dengan ungkapan "mikul duwur" adalah "mendem jero" yang berarti mengubur dalam-dalam kesalahan orang lain, apalagi yang bersangkutan sudah meninggal.
Mengubur dalam-dalam dan berusaha melupakan kesalahan dan kekurangan mereka.
Tidak perlu mengingat-ingat kesalahan dan kekurangan mereka apalagi menyebarkannya kepada yang lain.
Kita tidak mendapat keuntungan apa-apa dengan mencela, mencaci-maki , menjelek-jelekkan, mengungkit-ungkit kekurangan orang lain.
Mungkin kita ingin memberikan contoh perbuatan tidak baik yang harus kita hindari.
Artikel Terkait
Bacaan Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah dan Arafah dengan Teks Arab Latin
KH Bakir, Tokoh NU Batang Periode Pertama
Hutang Lunas, Rezeki Mengalir Deras, Baca dan Rutinkan Amalan Ini pada Hari Jumat
Pengertian dan Sunah Menjawab Azan dan Iqamah
Amalan Ibadah di Bulan Dzulhijjah