Lir Handaya Paseban Jati

- Kamis, 31 Maret 2022 | 21:47 WIB
KH Ahmad Darodji. (suaramerdeka.com / dok pribadi)
KH Ahmad Darodji. (suaramerdeka.com / dok pribadi)

SUARAMERDEKA.COM - Mengalirkan hidup pada tuntunan Tuhan atau pada tuntunan Ilahi. Kita bersyukur bahwa kita terlahir sebagai bangsa yang religius.

Ada kesadaran ilahiah dalam semua aspek kehidupan kita. Karena itu apapun yang kita lakukan, kita selalu percaya bahwa kata akhir ada pada kehendakNya.

Bersyukurlah kita bahwa apa yang Dia berikan adalah yang terbaik bagi kita.

Mungkin pemberianNya itu sementara terasa pahit tetapi beberapa saat kemudian, barangkali lewat perenungan dan sebagainya kita temukan bahwa itu memang yang terbaik untuk kita.

Bukankah kita merasakan sakit ketika dokter menyuntikkan obat atau vaksin kepada kita.

Ternyata beberapa saat kemudian kita mendapat manfaat yang jauh lebih besar. Kepercayaan ilahiyah, bahwa Tuhan adalah Maha segalanya.

Dia amat sayang kepada kita,membuat kita pasrah pada kehendakNya dan yakin bahwa Dia hanya berkeinginan baik untuk kita.

Dialah tumpuan hidup kita sehingga sering kalau ditanyakan kepada kita apa rencana besarmu, kita menjawab "biar saja mengalir sesuai yang Dia kehendaki".

Sikap begini disebut dengan tawakal. Nah satu atau dua hari lagi setelah tulisan ini diturunkan kita akan melaksanakan puasa Ramadan.

Cegah dahar lawan guling, kata para sepuh. Meninggalkan makan minum di siang hari, serta tidak mengisi siang hanya untuk tidur.

Ada sindiran bagi mereka yang "mengganti siang menjadi malam" yakni siang hari digunakan untuk tidur melulu dan "malam menjadi siang" yakni malam digunakan untuk memperbanyak makan dan minum.

Orang yang benar puasanya tetap akan bekerja.

Kelebihannya adalah ketika dia berpuasa itu dia memperbanyak bersedekah, berdzikir, bertafakur dan membaca Al Qur'an.

Di tengah puasanya dia tetap bekerja meskipun mungkin produktifitasnya secara fisik tidak sebesar biasanya.

Harus diakui, besar atau kecil hal itu akan terasa berat bagi kita. Tetapi itu kita lakukan. Mengapa. Ya karena kita "mengalir" itulah.

Halaman:

Editor: Rosikhan Anwar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Kemandirian dalam Pernikahan Usia Dini

Kamis, 18 Mei 2023 | 19:30 WIB

KH Abul Fadhol, Ulama Zuhud Kelahiran Sedan

Kamis, 18 Mei 2023 | 19:23 WIB

Penamaan Tipologi Masjid di Indonesia

Kamis, 18 Mei 2023 | 18:51 WIB
X